Rabu 12 Apr 2017 13:04 WIB

Soal Teroris, Kapolri: Sebetulnya Kami tak Ingin Ada Korban

Rep: Santi Sopia/ Red: Andi Nur Aminah
Kapolri Jenderal Tito Karnavian diwawancara wartawan tentang kasus-kasus saat ini saat berkunjung ke Sespim Polri, di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (11/4).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Kapolri Jenderal Tito Karnavian diwawancara wartawan tentang kasus-kasus saat ini saat berkunjung ke Sespim Polri, di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (11/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jendral Tito Karnavian menduga aksi penyerangan yang dilakukan seorang pria bercadar di Mapolres Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (11/4) ada kaitannya dengan aksi di Lamongan dan Tuban, Jawa Timur. Penyerangan terhadap anggota polisi itu berselang tiga hari dari serangan enam orang terduga teroris di dekat pos polisi lalu lintas di Jenu, Tuban, Jawa Timur. 

Keenam terduga teroris di Tuban tewas dalam baku tembak. Mereka diduga kuat terafiliasi dengan jaringan Jamaah Ansaru Daulah (JAD). Sedangkan aksi oleh tiga terduga teroris di Lamongan, Jawa Timur dilakukan pada Jumat (7/4).

"Yang Banyumas da hubungannya dengan Tuban, Lamongan. Terutama Lamongan karena ada salah satu pimpinan JAD beraksi. Sebetulnya kepolisian juga tidak ingin ada korban, tapi karena membahayakan petugas, kita boleh melakukan langkah-langkah keras pada mereka, apalagi senjata ada enam," ujar Tito di bilangan Menteng, Jakarta, Rabu (12/4).

Kapolri mengatakan semua jaringan JAD melakukan jihad masing-masing dengan sasaran target kepolisian. Ia mengatakan, kepolisian berhasil menangani penyerangan di Tuban, meskipun ada korban. 

Sementara ini hasil interogasi kepolisian menyatakan terduga teroris yang ditangkap merupakan jaringan JAD. Penyerangan di Banyumas juga terkait balas dendam.

"Yang dia lihat pimpinan ditangkap dan temannya ditindak dan meninggal dunia, dan ini adalah pembalasan, dan di rumahnya di geledah ada rangkaian-rangkaian bom dan upaya membuat bom panci dan lain-lain" ujar dia.

Pelaku penyerangan Mapolres Banyumas diketahui merupakan warga Desa Karangaren, Kecamatan Kutasari, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Setelah insiden penyerangan, anggota kepolisian bersenjata lengkap bersama Densus 88 kemudian menggerebek rumah pelaku. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement