Selasa 11 Apr 2017 19:15 WIB

Samad: KPK tidak Boleh Gentar

Rep: Alfan Tiara Hilmi/ Red: Bayu Hermawan
Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif (kiri) bersama mantan Ketua Pimpinan KPK Taufiqurrahman Ruki (tengah) dan Abraham Samad (kanan) menjawab pertanyaan wartawan seusai menjenguk penyidik KPK Novel Baswedan di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta, (11/4).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif (kiri) bersama mantan Ketua Pimpinan KPK Taufiqurrahman Ruki (tengah) dan Abraham Samad (kanan) menjawab pertanyaan wartawan seusai menjenguk penyidik KPK Novel Baswedan di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta, (11/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad meminta KPK untuk tidak gentar atau pun takut dengan kejadian teror yang dialami Novel Baswedan. Novel menjadi korban penyiraman air keras oleh dua orang tidak dikenal di wilayah Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (11/4) pagi.

"Apa pun yang terjadi kita tidak boleh takut dengan adanya kejadian ini. Kita tidak boleh gentar," ujar Samad di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (11/4).

Samad melanjutkan, insiden teror yang dialami penyidik KPK ini bukan menjadi hambatan bagi lembaga pemerintahan tersebut untuk memberantas korupsi di Indonesia. Justru, menurut dia, dengan adanya kejadian ini membuat pihaknya termotivasi untuk melawan tindakan korupsi di Indonesia.

"Justru kejadian ini memotivasi kita bahwa kejahatan korupsi harus kita lawan, kita tidak boleh takut," katanya.

Menurut Abraham, kejadian ini memberikan pelajaran bahwa perlu ditingkatkan kembali pengamanan bagi para penyidik. Hal ini karena penyidik KPK memang rawan menjadi korban teror.

"Kalau keamanan kan sudah ada SOP-nya dari pimpinan, tapi dari penyidik mungkin perlu ditingkatkan pengamanannya agar seperti ini tidak terjadi," katanya.

Samad mengungkapkan, teror merupakan hal yang biasa diterima oleh para pimpinan KPK sejak ia menduduki tampuk pimpinan di lembag tersebut. Namun, mantan ketua KPK era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu mengatakan, kejadian seperti ini tidak perlu dibesar-besarkan.

"Teror sudah menjadi sarapan pagi bagi pimpinan KPK. Tapi itu tidak perlu dibesar-besarkan," ujanya.

Ia menambagkan dengan dibesar-besarkannya kejadian seperti ini, menjadikan para pelaku merasa berhasil dengan apa yang mereka lakukan. Pihaknya mendorong KPK dan masyarakat untuk tidak takut terhadap ancaman yang ditujukan dalam rangka melemahkan pemberantasan korupsi.

"Kalau seperti itu nanti orang yang meneror kita akan merasa berhasil. Kita harus menunjukkan bahwa kita tidak takut terhadap teror tersebut. Kalau ada keragu-raguan maka yang menang adalah peneror," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement