Selasa 11 Apr 2017 16:47 WIB

Tersangka Penyerang Mapolres Banyumas Masih Bungkam

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Ilham
Polisi membawa tersangka penyerangan Mapolres Banyumas di Polres Banyumas, Purwokerto, Banyumas, Jateng, Selasa (11/4).
Foto: Antara/Idhad Zakaria
Polisi membawa tersangka penyerangan Mapolres Banyumas di Polres Banyumas, Purwokerto, Banyumas, Jateng, Selasa (11/4).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Tersangka penyerang di Markas Polres Banyumas, Muhammad Ibnu Dar (22 tahun), masih menutup diri. Kapolres Banyumas, AKBP Aziz Andriansyah dalam keterangan pers Senin (11/4), masih belum memberikan keterangan terkait tindakannya melakukan penyerangan tersebut.

''Tersangka belum mau memberi penjelasan apa pun. Dia hanya berulang kali menyebut kita (polisi) toghut. Itu saja,'' jelasnya.

Untuk itu, Kapolres mengaku belum bisa memberikan penjelasan lebih jauh mengenai motif tersangka melakukan aksi nekad tersebut. ''Daripada kita salah, mengenai latar belakang tindakan tersangka, lebih baik nanti saja. Kita masih melakukan penyelidikan lebih jauh,'' katanya.

Kapolres juga mengaku, saat ini beberapa anggotanya dengan dibantuan dari anggota Brimbob Purwokerto, masih melakukan penggeledahan di rumah tersangka di Desa Karangaren Desa Kutasari Kabupaten Purbalingga. Dalam penggeledahan tersebut, pihaknya sudah meminta izin pada kepala desa. ''Bahkan tadi, Camat Kutasari juga sempat datang ke rumah tersangka,'' katanya.

Dari pemeriksaan di rumah tersangka, Kapolres juga menyebutkan, tersangka selama ini tinggal seorang diri. Ayah dan saudara-saudaranya, tinggal di luar kota. Sedangkan ibunya sudah meninggal dunia.

Sedangkan dari penggeledahan di rumah tersangka, polisi sejauh ini hanya menemukan sejumlah catatan-catatan dan buku. Mengenai barang-barang mencurigakan, Kapolres mengaku masih terus melakukan penyelidikan. ''Kita menemukan ada sejenis pasir. Tapi apa betul itu pasir atau bahan lain, kita belum tahu. Kita akan minta ahlinya untuk melakukan pemeriksaan,'' jelasnya.

Soal kemungkinan keterkaitan dengan gerakan radikal, Kapolres juga mengaku belum bisa menyimpulkan sejauh itu. Termasuk soal kemungkinan keanggotaan yang bersangkutan dengan ISIS. ''Untuk soal itu, kita masih koordinasi dengan pimpinan apakah memang ada kaitan antara yang bersangkutan dengan organisasi tersebut,'' katanya.

Mengenai kehidupan sehari-hari tersangka Ibnu Dar, seorang warga tetangga tersangka, Muchlani mengaku tidak tahu bila Ibnu Dar ikut dalam aktivitas kegiatan garis keras. Yang dia tahu, pelaku dikenal tetangganya sebagai anak yang pendiam dan bekerja di pabrik pengolahan kayu Desa Purbasari Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga.

''Kegiatan Ibnu Dar, selama ini juga tidak mencurigakan. Karena tinggal sendiri di rumah, kalau pagi dia sering terlihat beli sayur untuk dimasak sendiri. Dia juga sering ikut kegiatan warga,'' katanya.

Bahkan dijelaskan, keluarga Ibnu Dar juga dikenal sebagai keluarga TNI, karena banyak anggota keluarganya yang menjadi anggota TNI. Ayahnya, Darsono, merupakan purnawirawan TNI berpangkat terakhir Peltu. Bahkan, dua orang kakak Ibnu Dar, juga menjadi aggota TNI.

Menurut dia, setamat SMA dua tahun lalu, Ibnu Dar juga diketahui pernah mencoba mendaftar menjadi anggota TNI. ''Namun informasinya, yang bersangkutan tidak diterima sehingga tidak bisa ikut pendidikan,'' katanya.

Menyikapi kejadian penyerangan Mapolres tersebut, Kapolres AKBP Aziz menyatakan, pihaknya telah memerintahkan seluruh jajarannya, termasuk yang berdinas di Polsek untuk meningkatkan kewaspadaan. ''Menyusul kejadian di Tuban Jawa Timur, kita memang mendapat perintah agar seluruh anggota meningkatkan kewaspadaan,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement