REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Penerima beras untuk rakyat sejahtera (Rastra) tahun ini mengalami kenaikan menjadi 66.534 rumah tangga sasaran (RTS), dari tahun sebelumnya sebanyak 60.485 RTS. Namun demikian, pembagian bantuan pangan non tunai tersebut belum juga direalisasikan. Maka dari itu, Dinsos Sleman berharap agar realisasi Rastra segera berjalan.
Kepala Seksi Pemberdayaan Sosial Bidang Pemberdayaan dan Kelembagaan Dinas Sosial (Dinsos) Sleman Feri Istanto menjelaskan, distribusi Rastra (Raskin) tahun ini naik 22 RTS dari pagu sebelumnya hanya 66.512 RTS. “Penambahan itu baru ditetapkan oleh Kementerian Sosial (Kemensos), berdasarkan data by name by address,” katanya.
Adapun Rastra yang didistribusikan sebanyak 998.10 kilogram setiap bulan. Secara umum, menurut Feri, kualitas cukup bagus. Karena sebelum didistribusikan, Dinsos telah melakukan pengecekan ke gudang Bulog. Di sisi lain, tidak ada perubahan terkait mekanisme distribusi dan pembayaran Rastra tahun ini dengan tahun sebelumnya.
Para penerima manfaat mendapatkan jatah Rastra sebanyak 12 kali dengan besar bantuan yang diterima masing-masing RTS sebanyak 15 kilogram setiap bulan. Masing-masing RTS pun harus membeli beras dengan harga Rp1.600 per Kg secara tunai. “Caranya masih seperti tahun lalu. Kami berharap segera direalisasi sistem Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Tapi masih masih menunggu kebijakan dari Pusat,” ujar Feri.
Ia mengatakan, banyak manfaat yang diperoleh masyarakat dari program bantuan pangan non tunai. Selain beras, para penerima bantuan juga menerima gula sebanyak dua kilo gram dengan nilai Rp 110 ribu per bulan. Selain RTS, program ini juga dinilai mempermudah pemerintah desa dalam menyalurkan bantuan.
Sebab pemerintah desa tidak perlu melayani para penerima bantuan. Karena mereka tinggal mengambil jatah bantuannya ke e-warung yang sudah ditentukan. Adapun penyerahan Rastra yang harusnya didistribusikan Februari lalu baru akan direalisasikan pekan depan.