Senin 03 Apr 2017 13:46 WIB

Bali Bangun Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai Jelang Pertemuan IMF

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Penumpang menaiki maskapai di teminal keberangkatan Bandara Ngurah Rai, Bali, Sabtu (16/7)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Penumpang menaiki maskapai di teminal keberangkatan Bandara Ngurah Rai, Bali, Sabtu (16/7)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Bali akan menjadi tuan rumah pertemuan tahunan Dewan Gubernur Bank Dunia (IMF) Oktober 2018. Pertemuan ini untuk mendiskusikan perkembangan ekonomi dan keuangan global. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan pemerintah Provinsi Bali ikut mempersiapkan segala hal untuk menyukseskan acara tersebut. Salah satunya adalah membangun Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai di Kabupaten Badung.

"Pertemuan IMF adalah agenda internasional dan pemerintah memberi dukungan penuh kepada pemerintah daerah terkait di Bali supaya acara ini dapat berlangsung lancar," kata Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono di Bali akhir pekan lalu.

Pemerintah Provinsi Bali akan menyiapkan lahannya. Underpass ini akan membentang dari Sanur ke Nusa Dua sepanjang 600 meter yang akan mengurangi kemacetan jalan utama akses keluar masuk Bandara Internasional Ngurah Rai yang terkoneksi dengan pintu Tol Bali Mandara.

"Pembangunan underpass ini ditargetkan selesai sebelum pertemuan tahunan IMF," kata Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Arie Setiadi Moerwanto.

Arie mengatakan salah satu tantangan dalam pembangunan underpass tersebut adalah lokasinya berdekatan dengan bandara. Peralatan konstruksi yang digunakan tidak bisa terlalu tinggi karena dikhawatirkan bisa menganggu aktivitas terbang dan mendarat pesawat.

Beberapa sarana umum juga harus dipindahkan saat pembangunan, salah satunya adalah pipa gas melintang dari Teluk Benoa ke arah bandara. Arie mengatakan konsep desainnya sudah selesai, sehingga optimistis pembangunannya akan selesai dalam waktu satu tahun. Biaya konstruksinya sekitar Rp 200 miliar. Paket desain dan pembangunannya akan dilelangkan pada satu kontraktor supaya hasilnya cepat dan tepat.

Pemerintah akan menyiapkan lelang dalam waktu satu bulan ke depan, sehingga pembangunan bisa dilakukan tiga bulan setelah itu. Arie mengungkapkan pemerintah juga berencana akan melakukan perbaikan geometrik jalan, berupa penambahan satu lajur jalan di persimpangan Udayana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement