Kamis 30 Mar 2017 13:26 WIB

Pengamat: Dukungan untuk Ahok Jadi Ujian untuk PPP

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Angga Indrawan
Relawan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomer urut dua Basuki Tjahja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat saat pesta rakyat di Kemayoran, Jakarta, Sabtu (11/2).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Relawan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomer urut dua Basuki Tjahja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat saat pesta rakyat di Kemayoran, Jakarta, Sabtu (11/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Kabar mengenai dukungan partai PPP (kubu Romahurmuziy) pada kubu Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dinilai jadi ujian bagi demokrasi bagi partai berlambah Kabah tersebut. 

"Dengan mendukung Ahok, pamor partai berlambang Ka’bah dan berasas Islam yang selama ini melekat di PPP, akan bertambah kuat atau justru luntur," kata Zaenal Budiyono saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (30/3).

Efek dukungan ini dinilai bisa terasa hingga Pemilu 2019 nanti. Selama ini, kata dia, PPP merupakan partai Islam tertua yang masih eksis. PPP menganut asas Islam yang menjadi ruh perjuangan kader-kadernya.  

Sebaliknya, dukungan ini tentu menguntungkan kubu Ahok-Djarot. "Paling tidak itu menjadi penguat dalam mendekati kelompok pemilih muslim yang sebelumnya sedikit sulit didekati," kata Zaenal yang juga direktur eksekutif Developing Countries Studies Center tersebut.

Apalagi, sambungnya, suara PPP di Jakarta termasuk besar dengan 10 kursi di parlemen. Meski demikian tidak ada jaminan bahwa merapatnya PPP ke Ahok akan diikuti oleh seluruh pemilih PPP yang mayoritas muslim. Apalagi di banyak momen besar seperti aksi 411 dan 212 banyak elemen muslim di Jakarta yang terlibat, termasuk pemilih PPP.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement