Rabu 29 Mar 2017 14:47 WIB

BPBD: 70 Bencana Landa Kuningan Sejak Januari

Rep: Lilis Handayani/ Red: Yudha Manggala P Putra
 Ilustrasi tanah longsor.
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Ilustrasi tanah longsor.

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan mencatat, sekitar 70 bencana alam melanda wilayah Kuningan sejak Januari hingga Maret 2017. Masyarakat pun diimbau untuk tetap waspada karena musim hujan belum berakhir.

 

‘’Dari 70 kali kejadian bencana itu, didominasi longsor dan banjir,’’ ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin kepada Republika.co.id, Rabu (29/3).

 

Puluhan kejadian bencana menimbulkan kerugian. Tak hanya materi, namun juga korban jiwa. Tercatat ada satu orang warga yang meninggal akibat hanyut di Desa Cipakem, Kecamatan Maleber.  ‘’Untuk kerugian materi (akibat 70 kejadian bencana itu) lebih dari Rp 10 miliar,’’ kata Agus.

 

Agus menyebutkan, dari 70 kejadian bencana tersebut, yang terbesar adalah banjir bandang yang menerjang tujuh desa di Kecamatan Cibingbin Ahad (22/1) lalu. Bencana itu mengakibatkan 21 orang warga terluka ringan dan taksiran kerugian materi sekitar Rp 6,2 miliar.

 

Adapun tujuh desa yang diterjang banjir bandang tersebut, yakni Desa Citenjo, Sindangjawa, Cipondok, Sukaharja, Cibingbin, Dukuhbadag dan Ciangir. Banjir yang disebabkan meluapnya sungai Cijangkelok usai hujan deras itu merendam pemukiman warga dengan ketinggian antara 50–150 sentimeter.

 

Selain itu, bencana yang menimbulkan dampak yang besar juga berupa jalan ambles di Desa Kawah Manuk, Kecamatan Darma, pada Jumat (17/2) lalu. Amblesnya jalan tersebut membuat jalan penghubung Kabupaten Kuningan dengan kabupaten-kabupaten lainnya di Jabar putus total sehingga menyulitkan akses warga setempat.

 

Sementara itu, untuk bencana terakhir terjadi pada Sabtu (26/3) berupa jalan longsor di Desa Parakan, Dusun 4 Buah Jenuk, Kecamatan Maleber. Akibat bencana itu, jalan yang menjadi penghubung Desa Parakan dengan Desa Kutakembaran, Kecamatan Garawangi tersebut sempat tidak bisa dilewati.

 

Terpisah, Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Iziyn, mengimbau warga di Wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) untuk waspada. Pasalnya, saat ini musim hujan belum berakhir.

 

Pria yang disapa Faiz itu mengungkapkan, yang perlu diwaspadai saat ini adalah hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang. Kondisi tersebut biasanya terjadi dalam durasi singkat, yakni sekitar satu jam. ‘’Kewaspadaan itu terutama untuk daerah-daerah yang rawan bencana,’’ ujar Faiz.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement