Senin 27 Mar 2017 17:43 WIB

Waswasnya Saldi Isra Saat Jalani Tes Wawancara MK

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Joko Sadewo
Saldi Isra (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Saldi Isra (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mulai melakukan seleksi calon hakim Mahkamah Konstitusi (MK). Lima orang calon hakim mulai melakukan wawancara terbuka yang dilakukan panitia seleksi calon Hakim Konstitusi, di di Gedung III Sekretariat Negara. Kegiatan ini dimulai sejak pukul 09.00 WIB.

Lima calon hakim MK yang menjalani sesi wawancara yang dilakukan secara terbuka adalah Saldi Isra, Muslich KS,Wicipto Setiadi, Muhammad Yamin Lubis, dan Mudji Estiningsih.

Kelimanya diwawancarai oleh para anggota pansel MK, yakni mantan wakil ketua MK Harjono, ahli hukum pidana Todung Mulya Lubis, akademi Universitas Sumatra Utara Ningrum Natasya Sirait, mantan hakim konstitusi Maruarar Siahaan, dan Wakil Ketua Komisi Yudisial yang juga Ketua Majelis Kehormatan MK Sukma Violetta, Komaruddin Hidayat dan Daniel Dhakidae.

Sementara enam calon hakim lainnya, yakni Khrisna Djaya Durumurti, Hotman Sitorus, Eddhi Sutarto, Chandra Yusuf, Bernard L Tanya, dan Abd Rasyid Thalib, rencananya bakal menjalani wawancara serupa pada Rabu (29/3).

Saldi Isra yang usai menjalani wawancara mengatakan, dirinya merasa was-was ketika dihadapkan dengan situasi ini. Padahal biasanya Said menjadi pihak yang menguji orang.

Saldi menuturkan, dalam wawancara ini sempat ditanya mengenai kode etik. Namun, dirinya tidak bisa menjawab secara detil mengenai kode etik. Dia hanya tahu kode etik, tapi tidak dengan nomor-nomornya.

"Jadi ada kejutan-kejutan pertanyaan yang bikin saya waswas. Perkembangan di dalam membuktikan was-wasan saya benar," kata Said, Senin (27/3).

Saldi menuturkan, dirinya tidak mempersiapkan diri secara khusus, karena kegiatan sehari-harinya juga bergerak dalam isu konstitusi, termasuk dalam memperhatikan kinerja MK. 

Dia pun berharap agar dalam seleksi ini, Pansel MK bisa menemukan sosok yang paling tepat untuk masuk dalam jajaran petinggi MK, dan bisa bekerja secara tim untuk memperbaiki kinerja MK.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement