Ahad 26 Mar 2017 14:24 WIB

Simulasi UNBK untuk Pendidikan Kesetaraan Diklaim Sukses

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Winda Destiana Putri
 Petugas memeriksa komputer untuk Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 9, Jakarta, Rabu ( 8/3).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Petugas memeriksa komputer untuk Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 9, Jakarta, Rabu ( 8/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengklaim pelaksanaan simulasi ujian nasional berbasis komputer (UNBK) untuk pendidikan kesetaraan, berjalan lancar.

"Peserta simulasi UNBK sangat antusias dan puas dengan layanan yang diberikan," kata Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Kapuspendik) Kemendikbud, Nizam dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Ahad (26/3). Simulasi UNBK dilakukan di 34 provinsi yang memiliki Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Peserta Paket B dan C mengikuti simulasi UNBK yang digelar pada 26-26 Maret 2017.

Nizam mengklaim para peserta memberikan testimoni positif terhadap simulasi UNBK. Sejumlah peserta, ia menjelaskan, menyebut UNBK lebih praktis. Artinya, untuk menggati jawaban, peserta tinggal mengklik pilihan lainnya. Nizam menyebut, testimoni para peserta didik menepis kekhawatiran banyak pihak ihwal anggapan yang menyebut UNBK sulit. "Aplikasi UNBK sangat ramah pengguna. Mereka yang bisa mengoperasikan telepon seluler, dipastikan tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti UNBK," jelasnya.

Pendidikan kesetaraan baru kali pertama melaksanaan UNBK pada 2017. Pelaksanaan UNBK bagi pendidikan kesetaraan digelar pada Sabtu dan Ahad dalam dua gelombang.

Gelombang pertama untuk Paket C, yakni pada 15, 16, 22, dan 23 April 2017. Sementara untuk Paket B, yakni pada 13, 14, dan 20 April 2017.

Sedangkan gelombang kedua untk Paket C dilaksanakan pada 7, 8, 14, dan 15 Oktober 2017. Sementara untuk Paket B digelar pada 7, 8, 14 Oktober 2017.

Sementara itu, Ketua BSNP Erika Budiarti Laconi menyebut moda pelaksanaan ujian nasional untuk pendidikan kesetaraan pada gelombang kedua adalah dengan UNBK. "Seluruh PKBM wajib melaksanakan UNBK pada ujian nasional pendidikan kesetaraan gelombang kedua," ujar Erika.

Kepala Bidang Penilaian Non-Akademik, Puspendik Kemendikbud, Giri Sarana menyebut, sebanyak 914 (16,71 persen) dari 5.470 PKBM akan melaksanakan UNBK. Sebanyak 4.556 (83,29 persen) PKBM akan melaksanakan UN berbasis kertas dan pensil (UNKP).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement