REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil gubernur DKI Jakarta 2017 nomor urut 3, Sandiaga Uno, menyerukan agar hoax segera dihentikan. Karena, hoax hanya akan menimbulkan kekisruhan di tengah masyarakat.
''Kita ingin hoax dihentikan karena nggak mengubah juga (pilihan politik warga DKI),'' kata Sandiaga di Jakarta Selatan, Jumat (24/3).
Atas adanya berita hoax, warga tidak akan mengubah pilihan politiknya. Apalagi, warga yang sudah menjatuhkan pilihan politiknya. Mereka menilai hoax hanya akan menimbulkan kebingungan.
Sandiaga mengatakan timnya sudah melakukan uji coba terkait hoax. Hasilnya, hoax hanya menimbulkan kekisruhan bagi warga. ''Kita sudah uji coba lewat FGD berkali-kali, hoax itu hanya menambahkan kekisruhan,'' katanya.
Pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno sebelumnya diserang hoax berupa surat pernyataan atau akad kontrak bertandatangan palsu yang menyatakan Anies-Sandi akan menggunakan syariat Islam di Jakarta. Lucunya, tanda tangan di akad kontrak berjudul Akad Kontrak-Akad Al Ittifaq itu tidak sama dengan tanda tangannya Anies dan Sandi.
''Ini Fitnah lagi, setelah fitnah-fitnah sebelumnya. Tanda tangan saya tidak seperti itu," ujar Anies, Sabtu (18/3) malam.
Sandiaga saat itu juga merasa bahwa nama dan tanda tangannya dicatut. Dia merasa heran kenapa ada orang atau kelompok yang mau repot untuk membuat akad kontrak itu. "Jelas-jelas itu bukan tanda tangan saya," ucapnya.