REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Sandiaga Uno, yakin aparat akan bersikap netral dan independen dalam pelaksanaan putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017. Pasangan dari calon gubernur Anies Baswedan yang diusung Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu berharap pilkada berjalan demokratis.
''Artinya yang punya hak, yang bisa memilih,'' kata Sandiaga di Cianjur, Jawa Barat, Kamis (23/3). ''Yang nggak punya hak, jangan ikut-ikutan memilih.''
Meski menyakini pilkada akan berjalan demokratis, Sandiaga tetap mengingatkan warga mesti mengawasi dan mewaspadai potensi adanya orang yang tidak memiliki hak pilih tapi ikut memilih di Pilkada DKI Jakarta. ''Kita khawatirkan oleh 'move-move'. Ada pertemuan rahasia, setelah itu ada e-KTP yang diterbitkan. Setelah itu ada lagi sinyalemen nggak perlu bawa kartu keluarga, tapi cukup e-KTP. Ini yang membuat masyarakat resah," kata Sandiaga seperti dikutip Antara.
Sandiaga mengaku tidak ingin berprasangka buruk. Ia hanya mengimbau agar semua warga mengawal masing-masing wilayah pemilihannya mulai dari TPS agar Pilkada DKI Jakarta bisa berjalan demokratis. "Supaya tidak ada kecurangan nanti di 19 April. Karena, ini (kecurangan Pilkada) bisa mencederai amanah warga Jakarta yang ingin pemilu itu menghasilkan pemimpin baru,'' katanya.