REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menanggapi kerja sama PT Transjakarta dengan salah satu operator angkutan kota, Koperasi Wahana Kalpika (KWK) yang mengintegrasikan angkot dengan Bus Transjakarta. Anies menyerahkan penilaian tersebut ke warga Ibu Kota.
"Ya warga Jakarta bisa menilai siapa yang pernah bicara integrasi duluan siapa yang tidak, bedanya memang kami masih menjadi calon," kata Anies di Jakarta, Rabu (22/3).
Dalam janji kampanyenya, Anies-Sandi menjanjikan akan ada angkutan umum terintegrasi mulai dari kampung-kampung ke jalan protokol dengan sekali membayar sebesar Rp 5.000 yang disebut OK OTrip. Anies menawarkan, strategi ini sekaligus mendorong masyarakat beralih ke transportasi publik untuk mengatasi kemacetan Jakarta.
Anies menjanjikan sistem transportasi publik itu dilakukan secara terintegrasi. Bukan hanya Transjakarta yang saat ini terintegrasi, tapi angkutan ke kampung-kampung, baik trayek dan pembayarannya pun terintegrasi. Menurutnya, hal ini penting karena jalur transportasi publik yang terintegrasi dan memadai sangat penting untuk mengurangi kemacetan Jakarta.
Menurutnya, kerja sama PT Transjakarta dengan salah satu operator angkot membuktikan secara tak langsung calon pejawat Ahok-Djarot mengakui bahwa integrasi angkutan massal adalah ide bagus. Buktinya, hal itu diterapkan saat ini oleh PT Transjakarta yang notabene Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di DKI Jakarta.
"Wong baru kampanye saja lawannya sudah meniru. Coba bayangkan, kami sih bersyukur karena pengakuan kebaikan sebuah gagasan itu saat dikutip, saat diadopsi, saat ditiru, itu sebetulnya yang paling eksklusif," ujar dia.
PT Transjakarta akan menandatangani nota kesepahaman atau MoU dengan salah satu operator angkot, Koperasi Wahana Kalpika (KWK), Rabu (22/3). Dalam keterangan tertulisnya, Transjakarta menyatakan, kerja sama dengan operator angkot ini merupakan komitmen mereka dalam melayani masyarakat dengan konsep integrasi bus kecil sebagai angkutan pengumpan bagi layanan Transjakarta.