Rabu 22 Mar 2017 10:23 WIB

Mayoritas Pemain Medsos Ingin Jakarta Punya Gubernur Baru

Layar menujukkan sejumlah data terkait hasil survei terhadap pengguna media sosial dalam menentukan pilihan terhadap Cagub DKI Jakarta di Kantor LSI Denny JA, Jakarta, Selasa (21/3).
Foto:
Petugas melakukan proses rekapitulasi penghitungan surat suara Pilkada DKI Jakarta tingkat kecamatan di Kantor Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (16/2).

Mengapa pasangan Anies-Sandi tetap unggul di kalangan pemain media sosial? LSI Denny JA menemukan ada tiga alasan berdasarkan isu penting yang memiliki efek elektoral.

Pertama, mayoritas pemain media sosial ingin Jakarta punya gubernur baru. Dari pengguna media sosial, sebesar 54,33 persen menyatakan mereka ingin punya gubernur baru. Dan hanya sebesar 39,47 persen yang menyatakan tetap ingin gubernur yang lama. Sentimen gubernur baru menguntungkan Anies dan merugikan Ahok.

Kedua, pengguna media sosial juga terluka dengan kasus al-Maidah Ayat 51. Mayoritas pengguna media sosial menilai Ahok menista agama Islam terkait dengan pernyataannya tentang al-Maidah ayat 51.

Dari mereka yang merupakan pemain media sosial, sebesar 56,0 persen menyatakan pernyataan Ahok tentang al-Maidah ayat 51 merupakan bentuk penistaan agama. Hanya sebesar 31,40 persen yang menyatakan bukan penistaan agama. Sentimen agama juga menguntungkan Anies dan merugikan Ahok.

Ketiga, mayoritas pengguna media sosial tak nyaman dengan status Ahok sebagai terdakwa di pengadilan. Sebesar 58,25 persen dari para pengguna media sosial menyatakan mereka tidak rela gubernur Jakarta nantinya dipimpin oleh gubernur yang posisinya terdakwa di pengadilan.

Hanya sebesar 28,45 persen dari para pengguna media sosial yang tidak mempersoalkan status tersangkanya Ahok jika terpilih kembali menjadi gubernur. Sekali lagi sentimen tak ingin gubernur terdakwa merugikan Ahok dan menguntungkan Anies.

Mayoritas pengguna media sosial sesungguhnya  puas dengan kinerja Ahok sebagai incumbent (petahana). Dari mereka yang menggunakan media sosial, sebesar 73,60 persen menyatakan mereka puas dengan kinerja Ahok sebagai gubernur. Hanya 26,40 persen saja yang menyatakan tidak puas.

Ini merupakan sisi lain dari penggguna media sosial yang sangat positif terhadap Ahok. Jika saja Ahok tak memiliki masalah dengan kasus penistaan agama, besar kemungkinan Ahok terpilih kembali karena kinerjanya.

Di satu sisi mereka puas dengan kinerja Ahok sebagai gubernur petahana, namun di sisi lain ada ganjalan di hati, yang membuat mereka tak rela Ahok memimpin mereka kembali. Mayoritas tetap inginkan gubernur baru.

Jika dilihat dari empat isu penting yaitu, inginkan gubernur baru, penistaan agama, kerelaan dipimpin gubernur tersangka, dan kinerja pemerintahan, pasangan Anies-Sandi unggul di tiga isu pertama (gubernur baru, penistaan agama, dan kerelaan dipimpin gubernur tersangka). Sedangkan pasangan Ahok-Djarot unggul di isu kinerja pemerintahan.

Atas empat isu penting yang punya efek elektoral, Anies unggul tiga isu kalah satu isu dibandingkan Ahok.

Nah, akankah dukungan para pemain media sosial berubah? Kurang lebih sebulan lagi menuju hari pencoblosan pilkada putaran kedua.

Dukungan terhadap masing-masing calon masih dapat berubah. Naik turunnya dukungan terhadap kedua pasangan calon diantara pengguna media sosial sangat tergantung pada naik turunnya isu positif dan negatif kepada dua pasang calon. Pilkada DKI selalu penuh dengan kejutan yang dapat menjungkirbalikkan dukungan.

Sejauh pasangan Anies tak membuat blunder pada bulan terakhir, dan tak ada big bang dari pasangan Ahok, sentimen gubernur baru akan terwujud. Namun, segala hal selalu mungkin terjadi bahkan di menit terakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement