Rabu 22 Mar 2017 10:23 WIB

Mayoritas Pemain Medsos Ingin Jakarta Punya Gubernur Baru

Layar menujukkan sejumlah data terkait hasil survei terhadap pengguna media sosial dalam menentukan pilihan terhadap Cagub DKI Jakarta di Kantor LSI Denny JA, Jakarta, Selasa (21/3).
Foto:
Sosialisasi Pilkada DKI

Oleh : DR Denny JA

Mereka yang menguasai media sosial akan menguasi kesadaran publik luas. Ungkapan ini mungkin agak berlebihan. Tapi untuk Pilkada Jakarta, dua hal ini membuat media sosial ikut menentukan bulat dan lonjong opini publik. Bahkan media sosial besar pula perannya menentukan siapa yang akhirnya menjadi gubernur Jakarta berikutnya.

Mayoritas  pemilih di Jakarta menggunakan media sosial. Sebesar 58,90 persen responden menyatakan mereka aktif menggunakan akun media sosial. Melalui media sosial, mereka mengikuti perkembangan pilkada Jakarta maupun ikut memberikan opini (komentar, status, sharing berita dll). Adapun mereka yang tidak aktif di media sosial sebesar 40,50 persen.

Pengaruh media sosial terasa semakin kuat karena mereka tetap mengikuti perkembangan pilkada meski di hari tenang menjelang pencoblosan. Di saat kandidat dan tim resmi dilarang berkampanye lagi, berita dan isu upgrading ataupun downgrading tetap diproduksi dan diperbicangkan di media sosial.

Sebesar 75,2 persen responden menyatakan  mereka tetap aktif ikuti berita pilkada di hari tenang. Hanya 11,5 persen yang menyatakan mereka tak aktif lagi menggunakan media sosial ketika masa tenang.

Padahal, masa tenang itu, sejak tiga hari sebelum pencoblosan adalah masa yang paling tidak tenang. Itu tiga hari yang bisa mengubah dukungan. Itu tiga hari migrasi dan perubahan elektabilitas bisa terjadi besar-besaran. Tiga hari tenang itu sepenuhnya milik media sosial karena media lain sudah dilarang berkampanye.

Demikianlah salah satu kesimpulan survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI DENNY JA). Survei dilakukan pada tanggal 27 Februari–3 Maret 2017 di Jakarta. Survei dilakukan secara tatap muka terhadap 440 responden.

Responden dipilih dengan menggunakan metode multistage random sampling. Margin of Error survei ini plus minus 4,8 persen. Survei ini dibiayai dengan dana sendiri, dan dilengkapi pula dengan kualitatif riset (FDG/focus group discussion, media analisis, dan indepth interview).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement