Senin 20 Mar 2017 15:20 WIB

Otak Penculikan Lingling Diduga Bersembunyi di Indonesia

Rep: Mabruroh/ Red: Bilal Ramadhan
Ilustrasi penculikan
Foto: IST
Ilustrasi penculikan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar mengatakan saat ini anggotanya masih melakukan pencarian otak pelaku penculikan Lingling. Diduga pelaku ini kabur dan bersembunyi di Indonesia.

"Otaknya ini orang Malaysia namanya Waklan. Ia merupakan aktor dari peristiwa ini dan masih dilakukan  pengejaran petugas," kata Boy di Mabes Porli, Jakarta Selatan, Senin (20/3).

Waklan memang diduga kabur di Indonesia. Alasannya karena dugaan adanya keterlibatan warga negara Indonesia (WNI) yang terlibat dalam penculikan itu anak buahnya. Para pelaku asal Indonesia ini terang Boy mengaku bekerja untuk Waklan. Sehingga besar kemungkinan juga kata dia bahwa Waklan memang bersembunyi di Indonesia.

"Termasuk dugaan yang bersangkutan berada di wilayah Indonesia karena orang Indonesia yang direkrut itu bekerja kepada yang bersangkutan (Waklan)," jelasnya.

Namun untuk pengejaran sendiri lanjut mantan Kapolda Banten ini, tetap berkerja sama dengan kepolisian diraja Malaysia. Karena letak geografi kata dia, juga memungkinkan bahwa pelaku bisa kembali ke Johor Malaysia.

"Patut diduga juga dia (Waklan) bisa berada di seberang juga, karena dengan posisi letak geografis yang tidak berjauhan antara Johor dan perbatasan daerah kita, Batam. Kan kalau melewati jalur laut sangat pendek ya, satu jam bisa sampai. Jadi mereka (Malaysia) dan kita masih melakukan penyelidikan juga," papar Boy.

Untuk diketahui, penculikan itu pertama kali dilakukan di sebuah kawasan elit di Bandar Putra Pulai, Johor, Malaysia pada (21/2). Lingling merupakan istri dari seorang pengusaha sukses di Malaysia.

Sebanyak enam orang pelaku warga negara Malaysia berhasil diamankan pada (14/3) lalu. Hasil pemeriksaan kepada tersangka, ditemukan adanya keterlibatan WNI yang diduga ikut menyetujui kan Lingling di Batam.

Hingga akhirnya dilakukan penangkapan kepada enam orang WNI yang diduga terlibat. Namun hasil pemeriksaan diketahui hanya empat yang terlibat dan sudah ditetapkan menjadi tersangka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement