Senin 13 Mar 2017 19:06 WIB

Terungkap dalam Rekonstruksi, Korban Diksar Mapala UII Dipukul di Jantung

Rep: Adrian Saputra/ Red: Andi Nur Aminah
Kepolisian Resor Karanganyar menggelar rekonstruksi kasus  tindak kekerasan dalam pelaksanaan Diksar Mapala UII di Gondosuli, Tawangmangu pada Senin (13/3) siang.
Foto: Republika/Andrian Saputra
Kepolisian Resor Karanganyar menggelar rekonstruksi kasus tindak kekerasan dalam pelaksanaan Diksar Mapala UII di Gondosuli, Tawangmangu pada Senin (13/3) siang.

REPUBLIKA.CO.ID, KARANGANYAR --- Polisi tak menghadirkan dua tersangka dan panitia pada rekonstruksi kasus dugaan tindak kekerasan dalam pelaksanaan Pendidikan Dasar (Diksar) Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Universitas Islam Indonesia (UII) yang berlangsung di Watu Lumbung, Tawangmangu, Karanganyar pada Senin (13/3) siang. Kasat Reskrim Polres Karanganyar, Rohmat Ashari menjelaskan tidak dihadirkannya dua tersangaka bertujuan agar peserta diksar lebih terbuka dan tidak memunculkan kembali ketakutan.

"Kami tidak hadirkan tersangka dan panitia untuk kepentingan, agar peserta itu lebih terbuka, kalau ada seniornya ada ketakutan. Ini untuk mengetahui kejadian sebenarnya, dan meyakinkan jaksa," tutur Rohmat Ashari disela-sela jeda rekonstruksi.

Dalam rekonstuksi dari kasus yang merenggut tiga nyawa mahasiswa UII itu, polisi menghadirkan 37 peserta diksar Mapala UII. Selain itu hadir pula kuasa hukum dari peserta, kuasa hukum dari panitia, dan jaksa.

Dalam rekonstruksi tersebut memuat 55 adegan yang berlangsung di tiga titik yakni Nguncup, Mrutu dan Watu Lumbung. "Kalau dari keterangan tersangka, mereka tidak mengakui (adanya tindak kekerasan). Namun hampir setiap adegan yang kita saksikan itu semuanya tindak kekerasan terutama yang dilakukan oleh dua tersangka yang sudah kita tahan," tutur Rohmat.

Dalam rekonstruksi, kedua tersangka berkali-kali melakukan tindak kekerasan kepada peserta diksar Mapala UII. Misalnya saja pada adegan ketiga, dimana tersangka Angga menampar dan memukul dada dan perut Muhammad Fadli, salah satu korban meninggal sebanyak tiga kali. Tersangka lainnya, Wahyudi juga melakukan tindak kekerasan dengan menyabet punggung, dada dan kaki Fadli dengan menggunakan dahan pohon.

Selain itu, Syait Asyam korban meninggal yang perannya digantikan polisi juga mendapatkan pukulan di jantung. Korban juga mendapat tendangan di bagian perut. Tersangka juga membanting tubuh peserta diksar lainnya yakni Muhammad Kadar dan hafiz hingga tersungkur ke tanah.   

Untuk diketahui Diksar Mapala UII berujung dengan meninggalnya tida orang peserta yakni Muhammad Fadli, Sayit Asyam dan Ilham Nur Padmy Listiadin. Selang beberapa hari, polisi menangkap dan menetapkan tersangka dua panitia Diksar Mapa UII yakni Wahyudi dan Anga Septiawan yang diduga melakukan tindak kekerasan dalam pelaksanaan diksar. Kendati demikian, polisi masih mendalami kasus tersebut untuk menetapkan tersangka baru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement