Kamis 09 Mar 2017 15:18 WIB

Siswa di Bandung Pulang Naik Mobil Polisi 

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Indira Rezkisari
Ratusan angkot dan taksi di parkir di depan Gedung Sate pada aksi angkutan kota (angkot) dan taksi Kota Bandung melakukan aksi unjuk rasa dan mogok massal di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (9/3).
Foto: Mahmud Muhyidin
Ratusan angkot dan taksi di parkir di depan Gedung Sate pada aksi angkutan kota (angkot) dan taksi Kota Bandung melakukan aksi unjuk rasa dan mogok massal di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (9/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARAN -- Ratusan murid SMPN 1 Pameungpeuk Banjaran, Kabupaten Bandung, kesulitan mencari angkutan umum menuju pusat kota Banjaran, Kamis (9/3). Hal itu terjadi seiring demo sopir se-Bandung Raya di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat.   

Safna Maulidia (15) mengaku kesulitan mencari angkutan umum menuju Banjaran sehabis pulang sekolah. "Iya jadi susah pulang, untungnya ada orang di rumah yang mau jemput," ujarnya di Jalan Raya Banjaran, Kabupaten Bandung.

Dia biasa menggunakan jasa angkutan umum jurusan Banjaran-Tegalega. Namun, setelah lebih dari satu jam menunggu, kendaraan yang ia tunggu tak datang juga. "Akhirnya naik ke mobil polisi," katanya.

Sementara itu, Kanit Binmas Polsek Margahayu, Polres Bandung, Iptu Agus Romy mengatakan demo angkutan umum di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat yang dilaksanakan Kamis (9/3) berdampak pada kondisi lalu lintas yang lancar di jalur Kopo-Soreang yang merupakan langganan macet. Namun di satu sisi, banyak masyarakat yang hendak bekerja, berangkat ke pasar atau ke sekolah tidak bisa menggunakan angkutan umum.

Oleh karena itu Polres Bandung menyiapkan truk dalmas di Warung Lobak dan Katapang, Kabupaten Bandung yang berdekatan dengan sekolah. “Jika tidak ada kendaraan pengangkutan untuk anak sekolah maka bisa menggunakan truk dalmas,” ujarnya.

Menurutnya, sejauh ini terpantau tidak ada pihak manapun yang melakukan penyisiran terhadap angkutan umum yang masih beroperasi. Mereka relatif kompak dan serentak tidak menarik penumpang dan langsung menuju Kota Bandung berunjuk rasa.  Meski begitu, terdapat laporan dari masyarakat jika ada penumpang yang diturunkan di sekitar gate tol Kopo.

“Kami datang ke sini (jalur underpass gate tol kopo) melakukan pengamanan karena dikhawatirkan terjadi bentrok supir dengan penumpang. Personil yang disiagakan di underpass 14 orang, terminal Kopo Sayati 4 personil dan di Mako 6 personil,” ungkapnya.

Dia berharap pemerintah daerah agar bisa menyiapkan bus bagi anak-anak sekolah yang tidak bisa terangkut akibat tidak adanya angkutan umum. Sebelumnya, demo angkutan umum yang dilakukan di Kota Bandung menyikapi keberadaan taksi online.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Terminal Dishub Kota Bandung di Baleendah, Anwar Sutarwan mengatakan, angkot yang hanya beroperasi di dalam kabupaten masih beroperasi normal. 

Meski begitu, beberapa Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) yang melintasi batas kabupaten menuju Kota Bandung berhenti beroperasi, seperti Cileunyi-Cicaheum, Leuwipanjang-Soreang, Ciparay-Tegalega, Banjaran-Tegalega, Abdulmuis-Baleendah,Tegalega-Cipatik.

“Ada dugaan pencegatan di batas kota seperti di daerah Junti Katapang, Sayuran dan Bojong Sereh Pameungpeuk,” katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement