REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur PT MRT Jakarta William Sabandar memberikan komentar terkait rencana pembentukan panitia khusus (pansus) yang diusulkan oleh DPRD DKI Jakarta. Menurutnya rencana pansus yang diusulkan oleh DPRD DKI Jakarta bukan didasari rasa ketidakpercayaan terhadap perubahan desain rute perencanaan pendanaan proyek MRT fase satu dan dua.
"Saya nggak lihat itu. Artinya kan mekanisme resmi yang ada di DPRD. Ya, kita serahkan kepada mekanisme di parlemennya seperti apa. Niat kita baik kan, artinya untuk membangun dan memang urusan pendanaan itu ada di wilayah pemerintahan," ujar William di DPRD DKI Jakarta, Selasa (7/3).
William mengatakan pihaknya sebagai pelaksana berharap perencanaan pansus ini dapat segera diselesaikan dan mendapat restu dan proses pendanaannya akan segera dilakukan. Ia kemudian menuturkan akan mengerjakan desain rute Bundaran HI-Kampung Bandan apabila desain rute Bundaran HI-Ancol Timur tidak disetujui.
"Kami kan instrumen pelaksana. Jadi MRT melaksanakan apa yang diperintahkan oleh pemerintah. Ini kan perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah," katanya.
Selain itu, ia menjelaskan kajian pertama desain rute MRT fase kedua hanya Bundaran HI-Kampung Bandan. Namun ternyata tanah PT Kereta Api Indonesia yang akan dialokasikan untuk depo tidak tersedia dan harus mencari lahan di tempat baru.
"Nah kira-kira berdasarkan tempat yang baru, teman-teman pemerintah provinsi mendapatkan lahan itu di wilayah Ancol Timur. Jadi, MRT siap mau ditaruh dimana yang penting lahan ada. Kita sudah bilang secara teknis kita akan butuh sekitar enam hektare," ujarnya.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Mohamad Taufik berencana untuk membuat panitia khusus (pansus) terkait desain rute proyek Mass Rapid Transit (MRT) fase dua. Pada awalnya, desain rute MRT fase dua adalah rute Bundaran Hotel Indonesia (HI)-Kampung Bandan. Namun, terdapat perubahan rute MRT fase dua menjadi rute Bundaran HI-Ancol Timur.
"Kita akan buat pansus. Kenapa buat pansus? Karena ini kan mengubah desain. Pertanyaannya kan sederhana. Dulu bagaimana bikin desainnya? Masa sembarang. Tiba-tiba dari Kampung Bandan terus diperpanjang lagi ke Ancol Timur. Dengan alasan Kampung Bandan nggak ada lahan," kata Taufik di DPRD DKI Jakarta, Selasa (7/3).