Selasa 28 Feb 2017 08:22 WIB

Pemkot Surabaya Berdayakan Masyarakat Kelola Sampah Mandiri

Rep: Binti Sholikah/ Red: Angga Indrawan
Tempat pembuangan akhir (TPA) sampah (Ilustrasi).
Foto: Republika/Panca
Tempat pembuangan akhir (TPA) sampah (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya memberdayakan masyarakatnya agar mampu mengelola sampah secara mandiri. Ini dilakukan sehingga sampah dari warga tidak menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Sekretaris Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya, Aditya Waskita mengatakan, Pemkot memiliki target untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA di Benowo. Selain itu, Pemkot Surabaya berupaya mencegah timbunan sampah menuju ke pantai dan laut.

Menurutnya, selama ini Pemkot telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi sampah yang masuk ke TPA Benowo. Pada 2016 lalu, volume sampah yang masuk ke TPA Benowo mencapai sekitar 1.500 ton. Sebanyak 60 persennya berupa sampah organik. Sisanya sampah anorganik.

“Untuk mengurangi sampah ke TPA Benowo, kami punya program pengelolaan sampah mandiri. Sampah dipilah dan dikelola dari sumbernya oleh masyarakat. Sebab, kalau sampah tidak dikurangi dan tidak dikelola dengan baik, TPA-nya bisa tidak muat,” kata Aditya kepada wartawan di Kantor Pemkot Surabaya, Senin (27/2).

Di samping itu, Pemkot Surabaya telah memiliki 26 rumah kompos. Pemkot juga memiliki pusat daur ulang sampah di Jambangan dan Sutorejo. Di setiap kelurahan juga terdapat fasilitas lingkungan yang berperan untuk mengedukasi masyarakat terkait pengelolaan sampah dari rumah.

“Selain itu, sampah-sampah yang diangkut ke TPA, diangkut pakai mobil compactor, tidak lagi memakai bak terbuka. Meskipun belum semua. Tapi kami usahakan semua bak tertutup,” imbuhnya.  

Upaya mencegah sampah mengalir ke laut dilakukan Pemkot melalui lomba kebersihan antar kampung di bantaran sungai. Pemkot juga memasang perangkap sampah di sungai agar sampah tidak masuk ke laut. “Kami juga bekerja sama dengan Dinas PU Bina Marga untuk mengambil sampah yang ada di saringannya rumah pompa,” jelasnya.

Aditya menambahkan, ke depan, yang perlu lebih dibenahi adalah meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah. Selain itu, mengurangi penggunaan sampah non organik seperti kemasan minuman dan makanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement