Ahad 26 Feb 2017 17:49 WIB

Tokoh Muda Golkar Sebut Ahok tak akan Kapok dengan Perbuatannya

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Agus Yulianto
Politikus muda Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia.
Foto: pribadi
Politikus muda Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh muda Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia menyebut, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama alias Ahok mempunyai agenda khusus untuk mendiskreditkan dan melemahkan Islam dari kehidupan berbangsa dan bernegara. Itu dilakukan Ahok secara sistematis mulai tulisan di buku, interview, isi pidato dan ucapan spontannya.

“Apa yang dilakukan Ahok itu adalah perbuatan yang berulang kali terjadi dan dapat dipastikan tidak akan berhenti dan terus menerus akan dilakukan,” ujar Doli dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (26/2).

Doli menilai, Ahok mendapatkan dukungan dari kekuatan politik dan ekonomi atas perbuatannya. Mereka yang berada di belakang Ahok, kata Doli, juga yang tidak menyukai Islam.

Mereka berusaha memaksakan ideologi dan keyakinan yang tidak sesuai dengan mayoritas rakyat Indonesia. Karena itu, Doli menegaskan, mantan Bupati Belitung Timut itu telah menjalankan misi menghancurkan Islam dan de-pancasilaisasi.

“Ahok lah yang sesungguhnya sedang mengembangkan sikap intoleransi, anti-kebinekaan dan anti-Pancasila,” kata Doli.

Dikatakan Doli, tindakan Ahok yang terus diulang juga karena mendapatkan dukungan dari pemerintahan Presiden Joko Widodo. Itu bisa dilihat dengan belum ditahannya Ahok atas dugaan penistaan agama.

Jokowi dengan bangga menunjukkan kemesraanya dengan Ahok di mobil kenegarannya belum lama ini. “Jadi yang sesungguhnya 'kebablasan adalah Jokowi'. Kebablasan (menggunakan) kekuasaan untuk melindungi Ahok,” ucapnya.

Doli menuturkan, Ahok-gate merupakan contoh konkret yang menunjukkan kebablasan dalam berdemokrasi. Demokrasi yang terjadi saat ini berjalan dengan mengabaikan hukum, tanpa etika, membolak-balikkan nilai agama dan pancasila.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement