Sabtu 25 Feb 2017 00:39 WIB

Mengapa Koalisi Cikeas Sulit Tentukan Dukungan? Ini Jawabannya

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andi Nur Aminah
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) meninggalkan podium seusai memberikan keterangn pers terkait pertemuannya dengan petinggi partai yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) meninggalkan podium seusai memberikan keterangn pers terkait pertemuannya dengan petinggi partai yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Ali Munhanif menilai, ada beberapa alasan mengapa Koalisi Cikeas tak kunjung menentukan arah dukungan di putaran kedua Pilgub DKI 2017. Pertama, kedua pasangan yang bersaing menurutnya mempunyai peluang yang sama untuk merebut kursi DKI satu.

"Tampaknya dua pasangan ini baik Ahok-Djarot maupun Anies-Sandi mempunyai peluang yang sama-sama kuat. Mempunyai kans yang begitu besar. Itu membuat mereka sedikit menunggu perkembangan-perkembangan apa yang akan terjadi dalam satu dua minggu ke depan ini," kata Ali saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (24/2).

Keempat partai yang sebelumnya mengusung pasangan Agus-Sylvi juga menurutnya ingin terlebih dahulu menimbang untung-rugi jika mendukung kedua paslon yang bersaing. "Kekuatan itulah yang sebenarnya mendominasi hitung untung rugi partai seandainya sampai yang didukung entah kalah, entah kemudian menang," tambah Ali.

Sementara dari aspek internal, partai-partai tersebut menurutnya memiliki harga yang tinggi. Sehingga, mereka terlebih dahulu melihat apa yang bisa diterima dari pasangan Ahok-Djarot atau pasangan Anies-Sandi jika partai-partai tersebut memberikan dukungannya.

"Secara internal, mereka tahu harga mereka sangat tinggi. Mereka memang memasang sikap yang betul-betul dipertimbangkan. Apa yang akan diberikan Anies ataupun Ahok. Nunggu pinangannya dengan berbagai insentif yang mungkin mereka terima. Saya tidak mengatakan uang tapi apapun itu," terang Ali.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement