Selasa 14 Feb 2017 22:11 WIB

Masyarakat Perguruan Tinggi Potensial Sumbang Hak Paten

Wisuda lulusan Perguruan Tinggi.    (ilustrasi)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Wisuda lulusan Perguruan Tinggi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Perguruan Tinggi memiliki potensi untuk menyumbang hak paten yang turut mempengaruhi indikator pertumbuhan ekonomi dan daya saing nasional.

"Indonesia sangat membutuhkan sumbangan hak paten bagi kemajuan bangsa. Hal tersebut sangat potensial disumbangkan oleh kalangan perguruan tinggi," kata Direktur Paten, Kementerian Hukum dan HAM, Timbul Sinaga dalam acara Sarasehan Paten bertema "Peningkatan Daya Saing Bangsa Melalui Inovasi oleh Perguruan Tinggi" di kampus Universitas Mercu Buana (UMB), Jakarta, Selasa (14/2).

Data dari Kementerian Hukum dan HAM mencatat 34.000 hak paten yang terdaftar. Dari jumlah itu sebanyak 95 persen merupakan hak paten asing atau luar negeri dan hanya lima persen yang merupakan hak paten dalam negeri.

Menurut Timbul, jumlah hak paten yang dihasilkan oleh para akademisi tersebut menunjukkan Indonesia masih lemah dalam penguasaan teknologi dengan nilai daya saing yang rendah dibandingkan negara-negara lain.

Dia menyebutkan jumlah hak paten asing yang didaftarkan di Indonesia sangat banyak. Jumlah tersebut menjadikan karya inovasi bangsa asing tersebut lebih dikenal luas di kalangan masyarakat sekaligus menjadikan sumber pendapatan bagi negara penghasil penemuan tersebut.

"Pemerintah telah berupaya memberikan rangsangan kepada para penemu Indonesia agar mendaftarkan semua hak patennya sehingga bisa memberikan manfaat lebih," ungkap Timbul.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa perlindungan terhadap hak paten telah diatur dalam UU No.13 Tahun 2016 tentang Hak Paten. Peraturan tersebut menegaskan sisi perlindungan dan nilai manfaat bagi pemegang hak paten, kata Timbul.

"Dengan demikian tidak hanya ada manfaat perlindungan intelektual saja, tetapi juga ada perlindungan ekonomi yang dilakukan pemerintah terhadap karya peneliti Indonesia," paparnya.

Sementara itu, Rektor UMB, Arissetyanto Nugroho menambahkan dominasi negara-negara maju atas negara berkembang sangat dipengaruhi oleh inovasi yang didaftarkan sebagai hak paten karena penggunaan penemuan tersebut oleh negara lain memberikan manfaat bagi pemegang hak paten dan negara yang menerbitkan hak paten itu.

Tentu saja, lanjut dia keterlibatan kalangan perguruan tinggi untuk melakukan penelitian menjadi saling terkait. "Kegiatan riset yang merupakan amanat UU Pendidikan Tinggi menjadi bagian dari upaya meningkatkan jumlah hak paten," kata Rektor UMB.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement