Ahad 12 Feb 2017 12:27 WIB

Petani di Daerah Ini Diimbau tak Terburu-buru Jual Gabah

Red: Nur Aini
Sejumlah pekerja mengeringkan gabah di pelataran penggilingan padi/ilustrasi
Foto: Antara
Sejumlah pekerja mengeringkan gabah di pelataran penggilingan padi/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Petani di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah diimbau untuk tidak terburu-buru menjual gabah kering panen (GKP) di pasaran agar harganya tidak semakin anjlok.

"Kalau mau dijual, keringkan dulu, jadikan gabah kering giling (GKG). Nanti kalau harga naik, jual sedikit-sedikit dalam bentuk beras," kata Bupati Banyumas Achmad Husein kepada wartawan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Ahad (12/2).

Bahkan jika saat sekarang petani menjual GKP-nya secara keseluruhan, kata dia, harganya akan turun drastis.

Kendati demikian, dia tidak melarang petani menjual gabahnya untuk memenuhi kebutuhan menjelang musim tanam April-September, asalkan tidak dijual seluruhnya. "Jangan dijual semuanya. Jual sedikit untuk tanam dan makan, sisanya disimpan dalam bentuk gabah kering giling untuk dijual saat harganya bagus," ujarnya.

Disinggung mengenai penyaluran beras keluarga sejahtera (rastra) bagi warga miskin, Bupati mengatakan berdasarkan informasi yang diterimanya, rastra untuk warga miskin di Kabupaten Banyumas akan dirapel pada akhir Februari atau awal Maret. "Insyaallah, Banyumas akan menggunakan yang nontunai pada 2018. Saya mengajukan surat untuk itu," ujarnya.

Dalam kesempatan terpisah, salah seorang petani di Desa Notog, Kecamatan Patikraja, Banyumas, Eko mengatakan harga GKP maupun GKG di pasaran saat sekarang sudah anjok atau di bawah harga pembelian pemerintah. "Harga GKP saat ini berkisar Rp 3.200-Rp 3.300 per kilogram, sedangkan GKG sebesar Rp 4.000 per kilogram. Padahal berdasarkan HPP, harga GKP sebesar Rp 3.700 per kilogram sedangkan GKG sebesar Rp 4.800 per kilogram," ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement