REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Kupang Dr Ahmad Atang mencermati pola relasi konfliktual antara mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dapat semakin memanaskan Pilpres 2019 mendatang. Ia melihat latar belakang SBY sebagai ketua partai politik turut berperan dalam konfliknya dengan Jokowi belakangan ini. "Kondisi tersebut bisa juga dimaknai sebagai rivalitas antarparpol antara PDIP dan demokrat dalam ranah politik," katanya.
Ahmad menganggap SBY tengah melakukan komunikasi politiknya dalam merespons praktik kekuasaan Jokowi. Ia mengatakan jika dirunut ke belakang, kesan ini mencerminkan adanya pertarungan sesama mantan presiden antara Megawati Soekarnoputri dengan SBY yang terus berlanjut ke Jokowi.
Di lain sisi, Ahmad menilai semestinya SBY sebagai mantan presiden tak memilih cara politisi dalam menyelesaikan masalah. "Cara seperti ini menurut saya tidak terlalu elegan," komentarnya ketika berbincang dengan Antara.
Ahmad menjelaskan dalam sebuah negara demokrasi selalu terbuka adanya perbedaan pendapat dan pandangan dalam melihat praktik kekuasaan. Apalagi, SBY merupakan ketua partai politik. "Namun, sebagai mantan presiden, SBY semestinya memilih cara seorang negarawan," komentarnya