REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Pemilihan Umum Provinsi DKI Jakarta Sumarno mengatakan telah memerintahkan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) untuk memfoto Kartu Tanda Penduduk Elektronik yang dimiliki pemilih, apabila dicurigai ganda ketika pemungutan suara.
"Kami sudah sampaikan kepada petugas TPS kalau ragu terkait KTP yang digunakan pemilih agar difoto lalu dikirimkan ke kami," kata Sumarno di Kantor KPU Jakarta, Selasa (7/2).
Sumarno menjelaskan agar petugas TPS melihat identitas lain pemilih yang dicurigai sehingga pengecekan identitas bukan hanya melalui KTP saja. Dia juga mengatakan hal itu untuk mengantisipasi munculnya KTP Elektronik ganda dalam pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta.
"Hal ini hanya untuk mengantisipasi saja karena kami ingin pelaksanaan Pilkada berjalan lancar," ujarnya.
Sumarno mengatakan apa yang dilakukan KPU Jakarta adalah berusaha agar tidak ada pemilih ganda dalam Pilkada sehingga meminta semua pihak turun tangan mengantisipasinya. Menurut dia, KPU Jakarta telah memberikan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan tiap tim pasangan calon untuk mencegah adanya pemilih ganda.
"Tiap tim pasangan calon dan Bawaslu sudah diberikan DPT dan memang semua harus turun agar tidak ada orang yang memberikan hak pilihnya lebih dari sekali," ujarnya.
Selain itu Sumarno mengomentari terkait beredarnya informasi penduduk Jakarta yang memiliki KTP ganda di media sosial, adalah berita bohong atau "hoax". Hal itu menurut dia karena dirinya telah melakukan pengecekan dan orang yang diberitakan itu memang ada atau identitasnya "valid" namun fotonya dipalsukan sehingga menjadi viral.
"Kami imbau masyarakat tidak langsung percaya karena perlu cek dan ricek serta konfirmasi kepada pihak berwenang," ujarnya.
Sebelumnya Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta Edison Sianturi memastikan tiga e-KTP dengan foto yang sama adalah informasi yang tidak benar atau "hoax". "Itu meng-'copy' KTP orang. Jadi umpamanya kalau KTP adek ditempel pakai foto saya, jadi itu palsu dan 'hoax' banget," kata Edison.
Edison mengaku sudah mengecek seluruh data di tiga KTP-E tersebut dan hasilnya wajah warga di tiga alamat tersebut berbeda dengan wajah di foto KTP-E. Menurut dia, dalam gambar tiga KTP-E tersebut tertuliskan nama Mada, Saidi, dan Sukarno, Mada dan Sukarno sama-sama tinggal di Pademangan, Jakarta Utara, sedangkan Saidi tertulis tinggal di Jalan Tawakal Ujung, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.