Selasa 07 Feb 2017 11:18 WIB

Polisi Identifikasi Satu Orang Diduga Pelaku Kebakaran di Sleman

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Andi Nur Aminah
Rektor Instiper Yogyakarta, Purwadi. Menyaksikan rumah mertuanya  di  Mejinglor RT 3 RW 3 Ambarketawang, Gamping yang musnah terbakar, Ahad (5/2).
Foto: Rizma Riyandi/Republika
Rektor Instiper Yogyakarta, Purwadi. Menyaksikan rumah mertuanya di Mejinglor RT 3 RW 3 Ambarketawang, Gamping yang musnah terbakar, Ahad (5/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kapolres Sleman AKBP Burkan Rudy Satria menyampaikan, pihaknya sudah mengidentifikasi satu pelaku kebakaran yang diduga teror di Kecamatan Godean dan Gamping. Identifikasi tersebut diperoleh dari hasil penyelidikan, wawancara saksi, dan rekaman CCTV.

"Ada satu orang lewat bawa motor dan pakai kemeja kotak-kotak," kata Rudy saat ditemui di Polres Sleman, Selasa (7/2).

Orang tersebut memiliki tinggi badan 170 cm dengan rambut dicat berwarna pirang. Saat melintas, ia menggunakan penutup wajah. Namun, ada beberapa warga yang sempat melihat ia membuka penutup wajah saat berkomunikasi. Meski demikian, Polres Sleman belum bisa menyimpulkan 100 persen bahwa orang tersebut adalah pelaku penyebab kebakaran.

Maka sampai saat ini, Polres Sleman belum bisa menyimpulkan motif kejadian. Pasalnya, antara korban kebakaran satu sama lain, sama sekali tidak memiliki keterkaitan. Sehingga polisi belum menemukan motif yang berhubungan dengan ideologi, politik, maupun ekonomi.

(Baca Juga: Teror Kebakaran Muncul di 7 Titik di Sleman Barat)

Hingga sekarang Polres Sleman telah memeriksa empat saksi yang terdiri dari korban dan masyarakat sekitar. Barang bukti yang diduga sebagai penyebab kebakaran pun sudah diperiksa di Lab Forensik Semarang setelah olah TKP kemarin. "Kami targetkan kasus ini selesai pekan ini juga," kata Rudy.

Sementara itu, Direskrimum Polda DIY Kombespol Frans Tjahyono menyampaikan, hasil Lab Forensik akan diperoleh siang ini. Sehingga polisi bisa mendapatkan berbagai keterangan yang dibutuhkan untuk mengungkap kasus kebakaran diduga teror tersebut.

Frans membenarkan adanya dugaan bahwa pelaku merupakan penderita gangguan psikologis piromania. Di mana pelaku senang melihat api atau disebut juga asap psikologi.

Pelaku juga merupakan orang yang cerdas. Pasalnya, ia sengaja membakar tempat pertama dan membuat masyarakat fokus di sana hingga beberapa menit. Saat masyarakat masih sibuk memadamkan api, pelaku lalu membakar tempat kedua yang jaraknya berdekatan.

Namun, dugaan tersebut belum bisa dipastikan kebenarannya. Oleh karena itu, polisi masih melakukan pendalaman penyelidikan terkait kasus ini. "Kami (Polda DIY) akan membantu Polres Sleman untuk mem-back up kasus ini," kata  Frans.

Sementara itu, Bupati Sleman Sri Purnomo menyampaikan, guna mencegah peristiwa serupa Pemkab Sleman sudah berupaya meningkatkan pengamanan wilayah. Selain koordinasi patroli dengan Polres Sleman, pemkab juga meningkatkan jam operasional siskamling. Sri mengimbau agar masyarakat tidak terlalu panik berlebihan. "Masyarakat jangan terlalu panik. Karena kasus ini sudah ditangani Polres," katanya saat ditemui di Kodim Sleman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement