REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Bencana pergerakan tanah melanda Desa Bantarkalong, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi. Dampaknya, sebanyak lima rumah mengalami kerusakan dan puluhan unit lainnya terancam serta sati madrasah rusak berat.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, bencana tersebut terjadi di tiga kampung Desa Bantarkalong yakni Kampung Pasir Jamu, Bojong Haur, dan Pasir Gerong. ‘’ Ada lima rumah yang terdata mengalami kerusakan akibat pergerakan tanah mulai berat, sedang, dan ringan,’’ ujar Koordinator Pusat Pengendalian Operasi BPBD Kabupaten Sukabumi Yana Suryana kepada Republika.co.id, Senin (6/2).
Rinciannya, kata dia, sebanyak tiga rumah mengalami rusak berat, satu rusak sedang, dan satu unit lainnya rusak ringan. Selain itu, ada sebanyak 26 unit rumah lainnya yang terancam. Yana menerangkan, bencana pergerakan tanah tersebut berada di tiga kampung berbeda. Pertama di Kampung Bojong Haur RT 02 RW 02 yang terdata sebanyak tiga unit rumah rusak berat yang dihuni sebanyak 21 jiwa dan 10 unit rumah terancam yang dihuni 43 jiwa. Selain itu tercatat ada satu unit madrasah yang rusak berat.
Selanjutnya di Kampung Pasir Jamu RT 08 RW 01. Di kampung itu terdapat sebanyak dua rumah yang rusak ringan. Selain itu ada sebanyak sembilan rumah yang dihuni 39 jiwa yang terancam. Terakhir di Kampung Pasir Gerong RT 09 RW 01. Di lokasi itu terdapat satu rumah rusak sedang yang dihuni enam jiwa dan terancam sebanyak tujuh rumah yang dihuni 30 jiwa.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi Usman Susilo mengatakan, BPBD sudah mengunjungi lokasi bencana dan memberikan bantuan.’’ Bantuan sudah disalurkaana kepada korban bencana,’’ kata dia. Jenis bantuan yang disalurkan yakni family kit dan logistik lainnya. Menurut Usman, para korban bencana terutama yang rusak berat dan sedang sudah mengungsi ke tempat saudaranya yang aman. Ia mengatakan BPBD telah membangun posko penanggulangan bencana untuk memantau dampak pergerakan tanah di sekitar lokasi bencana.
Kepala Seksi Kedarutatan BPBD Kabupaten Sukabumi Eka Widiaman menambahkan, bencana pergerakan tersebut dilaporkan terjadi sejak Jumat (3/2). Kejadian tersebut terang dia salah satunya dipicu oleh tingginya intensitas hujan yang melanda Sukabumi beberapa hari terakhir ini. "Ke depan diperlukan kajian teknis mengenai pergerakan tanah di lokasi tersebut,’’ ungkap Eka. Hal ini dilakukan mengingat curah hujan di Sukabumi masich cukup tinggi.