Senin 06 Feb 2017 13:48 WIB
Pilkada DKI

Pengamat: KTP Ganda Jangan Dianggap Sebagai Kecurangan

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Bilal Ramadhan
KTP Ganda (ilustrasi)
KTP Ganda (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Maswadi Rauf mengingatkan, isu beredarnya KTP ganda menjelang pemilihan Gubernur DKI Jakarta, selalu terjadi dari masa ke masa. Bahkan, menurutnya, tak jarang juga orang yang sudah meninggal, tetapi masih terdaftar di daftar pemilih tetap (DPT).

"Itu biasa (isu beredarnya KTP ganda). Setiap pemilihan terjadi. Enggak hanya ganda, mungkin triple, bahkan ada orang meninggal, tapi orangnya hidup lagi," kata Maswadi saat dihubungi Republika.co.id, Senin (6/2).

Namun begitu, Maswadi mengingatkan agar masyarakat tidak langsung menganggap beredarnya KTP ganda sebagai kecurangan yang dilakukan oleh salah satu pasangan calon. "Jangan sampai ada anggapan, wah kecurangan ini adalah disebabkan oleh satu pasang calon yang bermain curang. Enggak lah, itu sudah menjadi penyakit menahun dari bangsa ini," terang Maswadi.

Maswadi menjelaskan, beredarnya KTP ganda tersebut proses pendataan DPT yang selalu bermasalah. Terlebih, tidak akurannya data masih menjadi kelemahan Indonesia. Namun begitu, kesalahan pendataan tersebut tidak hanya dari KPUD saja, melainkan juga dari pemerintah daerah yang sering terlambat dan akibatnya, terjadi kesalahan-kesalahan dalam pencatatan penduduk.

"Itu (KTP ganda) karena memang proses pendataan DPT itu tak kunjung tuntas. Itu bukan hanya salah KPU saja, tapi juga dari Pemda itu ada keterlambatan, dan ada kesalahan-kesalahan dalam pencatatan penduduk. Soal data kan bangsa kita paling lemah dan tidak akuratnya data. Jadi kalau di DPt itu banyak masalah itu gak heran," ucap Maswadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement