Senin 06 Feb 2017 08:14 WIB

Kriminalisasi Ulama Berdampak Buruk Terhadap Pembangunan

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Andi Nur Aminah
Wakil Rektor I Universitas Darussalam Gontor, Hamid Fahmy Zarkasyi
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Wakil Rektor I Universitas Darussalam Gontor, Hamid Fahmy Zarkasyi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Rektor Universitas Darussalam (Unida) Gontor, Hamid Fahmy Zarkasyi, menekankan perlakuan tak adil kepada ulama tidak akan memberi manfaat. Bahkan, ia mengingatkan, kriminalisasi malah bisa menghambat laju pembangunan. "Kalau begini, bangsa ini tidak akan kondusif untuk pembangunan," kata Hamid kepada Republika.co.id, Ahad (5/2).

Pasalnya, nanti umat akan senantiasa mengajukan banyak tuntutan kepada pemerintah, tentu saja sebagai semacam balasan atas ketidakadilan yang banyak dirasakan. Ia menuturkan, ketidakadilan itu bisa muncul misalnya dari sulitnya proses atas apa yang dilaporkan.

Sedangkan, kata dia, mereka para penegak hukum yang merupakan tangan kanan dari pemerintah atau umara, begitu cepat memproses suatu kasus yang menimpa ulama. Ia berpendapat, tindakan itu terbilang sangat tidak baik, karena akan berbahaya untuk masa depan.

Ia mengingatkan, lembaga penegak hukum seperti Polri merupakan tangan pemerintah, dan pemerintah seharusnya bisa bersikap secara resmi. Hamid mengaku heran, kasus-kasus seperti narkoba dan BLBI bisa begitu saja diampuni, dibiarkan berlarut dan diputar-putar. 

"Sementara, ulama begitu ada kesalahan langsung diproses atau dikriminalkan," ujar pria yang akrab disapa Gus Hamid. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement