REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Wisatawan asing terpukau atraksi yang ditampilkan pada pergelaran "Masyarakat Kaki Raong Berkarya" atau disingkat Makarya yang digelar di Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, pada 3-5 Februari 2017.
"Saya baru pertama kali melihat kegiatan kolaborasi yang cukup unik yang disajikan dalam pergelaran Makarya dan pertunjukannya luar biasa," kata Mark Joe, wisatawan asal Republik Ceko di sela-sela pertunjukan seni budaya Makarya di Banyuwangi, Ahad (5/2).
Menurutnya beberapa panggung alam yang dibuat sebagai dekorasi pertunjukan tari, seni, dan budaya sangat bagus, sehingga menghipnotis wisatawan yang datang melihat kegiatan tersebut.
"Ada tari, musik, budaya, berbagai kuliner, dan kerajinan yang dihasilkan warga setempat. Konsep dan kolaborasi pergelaran Makarya sangat bagus dipadukan dengan keindahan alam kaki Gunung Raung," kata wisatawan yang bisa berbahasa Indonesia itu.
Hal senada juga disampaikan wisatawan asal Perancis Anna yang mengapresiasi pergelaran Makarya yang digelar di lereng Gunung Raung tersebut.
"Sungguh luar biasa dan saya terpesona dengan konsep pergelaran Makarya yang digagas oleh warga di kaki Gunung Raung. Pertunjukkannya juga sangat bagus," tuturnya dalam bahasa Inggris.
Sementara panitia pergelaran Makarya Bachtiar Djanan mengatakan banyak seniman pengisi acara, fotografer, bloger, jurnalis, dan wisatawan mancanegara yang hadir dalam kegiatan tersebut yakni sekitar 32 orang.
"Mereka dari Amerika Serikat, Perancis, Inggris, Australia, Bosnia, Republik Ceko, New Zealand, Kanada, Spanyol, Jepang, dan Belanda," tuturnya. Panitia juga mengundang seniman, fotografer, pembuat film dokumenter bloger, jurnalis, dari berbagai kota di Indonesia, terutama dari Jaringan Kampung Nusantara tercatat sebanyak 46 orang.
"Pagelaran Makarya adalah sebuah media menggali potensi kearifan masyarakat, potensi sumber daya alam, potensi seni budaya, sehingga kegiatan ini merupakan upaya untuk mengumpulkan dan menjejaringkan rangkaian potensi yang ada di masyarakat kaki Gunung Raung," katanya.
Kelestarian seni budaya, kelestarian sungai, kelestarian alam, menjadi kunci keberdayaan masyarakat Kaki Raung dan wisata hanyalah sebuah dampak dari lestari dan terjaganya semua potensi tersebut.
"Makarya tidak sedang membangun wisata dan tidak sedang membuat even. Makarya juga bukan sebuah kegiatan festival karena kegiatan ini adalah sebuah peristiwa budaya dan sebuah proses dalam membangun keberdayaan masyarakat," ujarnya.
Namun, lanjut dia, tidak dipungkiri bahwa kegiatan itu juga menyedot perhatian wisatawan mancanegara dan domestik untuk berkunjung ke Desa Sumberbulu, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi.