REPUBLIKA.CO.ID, RIAU -- Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang ingin orang Minang bersatu dan tidak terpecah dalam berbagai organisasi. Menurutnya, cukup dalam satu organisasi yang mempersatukan orang Minang, yaitu Gebu Minang, sebuah gerakan ekonomi budaya Minang.
Harapan itu disampaikan Oesman Sapta yang juga Ketua Umum Gebu Minang dalam pertemuan dengan Ikatan Keluarga Minang Riau (IKMR), di Rumah Gadang IKMR Provinsi Riau, di Pekanbaru Riau, Rabu (25/1).
Pria yang akrab disapa OSO itu mengungkapkan, jumlah orang Minang di Jakarta sebanyak 2,4 juta orang. Namun, tidak diketahui dimana saja keberadaan orang Minang itu di Jakarta.
"Karena itu, saya bertemu khusus dengan warga Minang di Riau. Saya menginginkan Minang bersatu. Jangan terpecah dalam organisasi yang banyak. Cukup bersatu dalam Gebu Minang," ujarnya.
OSO menambahkan, organisasi SAS (Sulit Air Sepakat) akan dimasukan dalam Gebu Minang, karena dirinya juga berasal dari daerah Sulit Air Sumatera Barat.
Ia mengaku bangga dengan orang Minang di perantauan, karena tidak pernah membuat keributan dan kerusuhan. Ia menilai, orang Minang pintar menyesuaikan diri. Tidak pernah ada keributan yang dilakukan orang Minang di seluruh provinsi di Indonesia.
"Filosofi orang Minang itu, dimana bumi dipijak di sana langit dijunjung," ungkapnya.
Orang Minang, lanjut OSO, juga lebih demokratis dibanding daerah lainnya. Orang Minang mengakui Pancasila, UUD NRI tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
"Orang Minang lebih demokratis. Kita masih punya budaya. Gebu Minang adalah organisasi ekonomi dan budaya. Kita berbudaya dan berusaha," katanya.
Gebu Minang dikenal sebagai gerakan Rp 1.000 untuk membangun kampung halaman. Gerakan itu cukup populer. Namun belakangan kurang terdengar. Sehingga, Gebu Minang perlu dibangun dengan konsep 5S yaitu strategi, struktur, skill, sistem dan speed and target.
"Dengan demikian orang Minang bermartabat dalam berorganisasi. Inilah yang kita ingin bangun," ucapnya.