Selasa 24 Jan 2017 14:40 WIB

Debat Kedua Pilkada DKI, PDIP Minta Emosi Ahok tak Terpancing

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Bilal Ramadhan
 Paslon Cagub dan Cawagub DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno usai mengikuti debat publik perdana di Jakarta, Jumat (13/1) malam.
Foto: Republika/Prayogi
Paslon Cagub dan Cawagub DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno usai mengikuti debat publik perdana di Jakarta, Jumat (13/1) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pereira menilai, Basuki T Purnama alias Ahok, lebih memahami masalah dalam debat kedua Pilkada DKI Jakarta pada Jumat (27/1). Menurutnya, pada debat pertama, Ahok menguasai detail materi debat, yang kemudian menjadi kekuatan Ahok.

"Namun Ahok masih perlu diperbaiki dan tidak terpancing emosi,'' kata Andreas, kepada wartawan, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (24/1).

Andreas mengatakan, tema Reformasi Birokrasi dan Tata Kota merupakan bidang yang sangat disukai Ahok, terutama menyangkut transportasi dan penanggulangan banjir. Ia menjelaskan, Ahok berpikir keatas selama menata DKI, dimana gubernur sebelumnya tidak fokus dalam membangun.

"Polemik selalu ada ketika orang mau membangun megapolitan. Tapi bagaimana konsistensi pembangunan. Contoh, MRT dari dulu diskusi saja, lihat saja tiang-tiang di senayan. Konsistensi Ahok ada hal yang lebih,'' jelasnya.

Menyoal penggusuran yang rentan menjadi sasaran tembak untuk Ahok, ia menyatakan penggusuran hanya terminologi. Namun, bahasa yang tepat adalah relokasi. Istilah menggusur, menurut dia, seolah-olah masyarakat dibuang.

"Kan dibangun satu tempat, untuk ditempatkan ke tempat yang lebih baik. Lihat dong kenyataannya,'' kata Andreas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement