REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cagub DKI Jakarta nomor urut 3, Anies Baswedan, berencana mengembalikan Jakarta sebagai kota nyaman untuk menyemarakkan acara keagamaan. "Nanti takbir keliling akan dibolehkan kembali,'' kata Anies yang berpasangan dengan cawagub Sandiaga Uno di Pilgub DKI Jakarta 2017 ini.
Bukan hanya takbir keliling. Majelis taklim juga bisa mengadakan kegiatan lagi di Monas. Kegiatan qurban pun bisa kembali dilaksanakan di sekolah," bebernya.
"Ini tanah kita dan rumah kita bukan? Jangan sampai kita seperti asing di tanah kita sendiri," kata mantan menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu saat bertemu belasan simpul relawan dalam kampanye terbatas di GOR Rawamangun, Jakarta Timur, kemarin.
Anies optimistis pasangan nomor urut 3 yang diusung Partai Gerindra dan PKS ini mampu meraih suara tertinggi pada 15 Februari mendatang. Pasalnya, hasil survei lembaga konsultasi politik Polmark Indonesia menempatkan pasangan Anies-Sandi di urutan pertama.
Polmark Indonesia mencatat tingkat keterpilihan Anies-Sandi berada di urutan teratas dengan perolehan dukungan 25,3 persen suara responden. Pasangan Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni (Agus-Sylvi) menyusul di urutan keduan dengan angka sebesar 23,9 persen suara. Elektabilitas pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Syaiful Hidayat (Ahok-Djarot) berada di posisi buncit dengan raihan 20,4 persen suara.
Polmark Indonesia juga mengungkap temuan menarik lainnya terkait preferensi pemilih di Pilkada DKI 2017. Berdasarkan hasil wawancara, ada 23 persen responden yang saat ini masih merahasiakan pilihannya. Mereka yang memiliki kecenderungan untuk memilih Anies-Sandi sebanyak 6,4 persen, Agus-Sylvi 6 persen, Ahok-Djarot 4,2 persen, dan tidak menjawab sebanyak 6,4 persen.
Dari data tersebut, Polmark Indonesia lalu menghitung potensi keterpilihan tiap-tiap pasangan calon di Pilkada 2017 dengan cara menjumlahkan angka elektabilitas yang mereka miliki dan angka kecenderungan kelompok yang merahasiakan pilihannya tadi. Hasilnya, potensi elektabilitas Anies-Sandi tetap memimpin dengan perolehan suara sebanyak 31,7 persen, disusul Agus-Sylvi 29,9 persen, dan Ahok-Djarot 24,6 persen. Sementara, pemilih yang belum memutuskan pilihannya kini tinggal 13,8 persen.
Survei Polmark Indonesia kali ini digelar pada 6 hingga 12 Januari 2017 dengan melibatkan 1.200 responden yang merupakan warga DKI yang sudah mempunyai hak pilih. Sampel untuk penelitian ini diambil menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error sebesar plus minus 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Teknik pengumpulan data pada survei ini melalui wawancara tatap muka kepada setiap responden oleh pewawancara yang telah dilatih.