Sabtu 21 Jan 2017 11:43 WIB

Jika Pekan Depan Pemilihan, Anies-Sandi Bakal Kalahkan Ahok-Djarot

Red: M Akbar
Ketua KPU Provinsi DKI Jakarta, Sumarno, memperlihatkan kertas suara saat meninjau proses pencetakan kertas suara Pilkada DKI Jakarta 2017 di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (9/1).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Ketua KPU Provinsi DKI Jakarta, Sumarno, memperlihatkan kertas suara saat meninjau proses pencetakan kertas suara Pilkada DKI Jakarta 2017 di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (9/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Simulasi survei di jagat maya terus dilakukan dalam menyambut pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017. Andai pemilihan dilakukan pada pekan depan maka kecenderungan netizen lebih besar untuk memilih pasangan Anis-Sandi ketimbang Ahok-Djarot.

Kesimpulan tersebut didapat dari hasil survei elektabilitas online terhadap tiga pasang calon gubernur Jakarta 2017 yang dilakukan oleh lembaga Katapedia Indonesia. CEO Katapedia, Deddy Rahman, menjelaskan, pihaknya melakukan survei elektabilitas itu kepada pengguna sosial media, khususnya Twitter. Survei dilakukan selama 20 hari, dalam rentang 1 hingga 20 Januari 2017.

''Bila postulat kemenangan di social media adalah refleksi kemenangan di dunia nyata bisa diterima, maka dalam sepekan ke depan, apabila dilakukan pemilihan gubernur Jakarta, dapat dipastikan pasangan nomor tiga akan lolos ke putaran kedua. Sedangkan persaingan menuju putaran kedua justru terjadi antara pasangan nomor satu dan dua,'' kata Deddy dalam keterangan tertulisnya kepada Republika.co.id di Jakarta, Sabatu (21/1).

Deddy menjelaskan, dalam survei tersebut pihaknya menggunakan tiga tahapan. Tahap pertama menggunakan keyword dengan mengambil pembicaraan bagi pasangan nomor satu adalah agus yudhoyono, agus harimurti, @agusyudhonoyono, agussylvi, @sylviani_murni, dan AHY. Lalu keyword untuk pasangan nomor dua adalah ahok dan @basuki_btp. Sedangkan, pasangan nomor tiga adalah anies sandi, @aniesbaswedan, @sandiuno, @jktmajubersama.

''Dari hasil perolehan data pembicaraan, pasangan nomor satu sebesar 125.715 tweets atau 10,2 persen. Lalu pasangan nomor dua sebesar 745.852 tweets (60,3 persen), dan pasangan nomor 3 sebesar 364.291 tweets (29,5 persen). Total pembicaraan (buzz) sebesar 1.235.858 tweets,'' ujarnya.

Di tahap kedua, Deddy melakukan text mining dari semua pembicaraan yang diperoleh, yakni dengan melakukan filter pembicaraan yang hanya mengandung kata-kata bersifat elektabilitas, yakni pilih, dukung, dan coblos.

Di tahap ketiga, kata dia, pembicaraan yang diambil hanya yang memiliki konotasi sentimen positif. Prosesnya dilakukan secara otomotis dengan teknologi Machine Learning, menggunakan Naive Bayes Algorithm. ''Akurasi teknologi ini di atas 70 persen dalam menentukan sentimen (tone) dari sebuah pembicaraan (buzz) dalam bahasa Indonesia,'' katanya.

Hasil perolehan data dari tahap kedua dan tahap ketiga, kata Deddy, untuk pasangan nomor satu memperoleh dukungan 36.768 tweets (28 persen). Lalu pasangan nomor dua didukung 38.337 tweets (29 persen) dan pasangan nomor tiga adalah 56.639 tweets (43 persen). 

''Ini hanya hasil sementara saja. Masih ada waktu sekitar 20 hari ke depan untuk membuat perubahan besar dalam elektabilitas online. Kemungkinan apa pun masih bisa terjadi,'' kata Deddy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement