Sabtu 21 Jan 2017 10:05 WIB

Kerap Kebakaran, Pengawasan Pengelola Pasar Senen Dipertanyakan

Rep: Muhyiddin/ Red: Bayu Hermawan
Petugas berusaha memadamkan api yang membakar bangunan Blok I dan Blok II yang terbakar di Pasar Senen, Jakarta, Kamis (19/1).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas berusaha memadamkan api yang membakar bangunan Blok I dan Blok II yang terbakar di Pasar Senen, Jakarta, Kamis (19/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar Senen kerap dilanda kebakaran dalam sepuluh tahun terakhir. Sebelumnya, pada tahun 2014 lalu blok III Pasar tersebut juga pernah dilalap si jago merah. Terakhir, pada Kamis (19/1) kemarin kebakaran tersebut terulang lagi di blok I dan II.

Kebakaran di awal tahun ini bahkan berlangsung lebih dari 24 jam dan telah menghanguskan ribuan kios para pedagang Pasar Senen. Pengamat Perkotaan Yayat Supriatna menilai ada yang salah dari pengawasan, pengelolaan dan perawatan dari Gedung Pasar Senen. Pasalnya sudah berkali-kali mengalami hal tersebut.

"Pasar Senen pernah beberapa kali terbakar itu menunjukkan bahwa ada yang bermasalah di dalamnya jadi kalau gedungnya berkali-kali terbakar berarti persoalan perawatan, pemeliharaan dan pengawasan tidak maksimal dari pihak pengelola," ujar Yayat kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (21/1).

Yayat melanjutkan, seharusnya dalam pembangunan suatu gedung pihak pengelola harus selalu memperhatikan sisi keamanan, kenyamanan dan keselamatan (3K). Karena, kata dia, hal itu merupakan syarat awal untuk mempergunakan bangunan.

Sebelumnya, pihak pemadam kebaran menduga bahwa kebakaran hebat itu tejadi lantaran adanya korsleting listrik dari salah satu ruko. Namun, kata Yayat, hal itu justru kembali tergantung pada pengawasan pengelola. Apalagi, lanjut Yayat, pemakaian listrik Pasar Senen sangat rentan disalahgunakan.

Tak hanya pihak pengelola, menurut Yayat pihak penyewa seharusnya juga selalu waspada dalam menjaga keamanan. Yayat pun mengimbau agar penyewa tidak sembarangan menggunakan instalasi listrik yang ilegal demi keuntungan pribadi.

"Tapi juga bisa disebabkan oleh para penyewa. Bisa aja menambah instalansi tambahan, dan lainnya," katanya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement