REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Anies Baswedan, menargetkan perolehan suara di atas 35 persen pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 yang akan diadakan pada 15 Februari 2017. Namun, pasangan dari cawagub Sandiaga Uno ini tidak mau sesumbar ketika ditanya peluangnya memenangkan satu putaran.
"Lebih baik kita rendah hati tapi kerja keras daripada tinggi kata-kata tapi kemudian jadi kekecewaan. Insya Allah," kata Anies di Jakarta, Jumat (20/1).
Anies lebih memilih bersikap rendah hati dalam menanggapi pertanyaan tentang optimisme memenangkan Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 dalam satu putaran. Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 akan berlangsung satu putaran bila salah satu pasangan calon mendapatkan perolehan di atas 50 persen dari total suara pemilih.
Namun, dia optimistis mampu mencapai perolehan suara di atas 35 persen pada 15 Februari nanti. Pasangan Anies-Sandi semakin merasa percaya diri ketika melihat hasil survei Polmark Indonesia yang menempatkan pasangan nomor urut 3 itu di posisi pertama.
Tingkat keterpilihan Anies-Sandi berada di urutan teratas dengan perolehan dukungan 25,3 persen suara responden. Pasangan Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni (Agus-Sylvi) menyusul di posisi kedua dengan perolehan sebesar 23,9 persen suara. Elektabilitas pasangan pejawat Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Syaiful Hidayat (Ahok-Djarot) berada di posisi buncit dengan raihan 20,4 persen suara.
Berdasarkan hasil wawancara, ada sebanyak 23 persen responden yang saat ini masih merahasiakan pilihannya. Mereka yang memiliki kecenderungan untuk memilih Anies-Sandi sebanyak 6,4 persen, Agus-Sylvi 6 persen, Ahok-Djarot 4,2 persen, dan tidak menjawab sebanyak 6,4 persen.
Dari situ, Polmark Indonesia lalu menghitung potensi keterpilihan tiap-tiap pasangan calon di Pilkada 2017 dengan cara menjumlahkan angka elektabilitas yang mereka miliki dan angka kecenderungan kelompok yang merahasiakan pilihannya tadi. Hasilnya, potensi elektabilitas Anies-Sandi tetap memimpin dengan perolehan suara sebanyak 31,7 persen, disusul Agus-Sylvi 29,9 persen, dan Ahok-Djarot 24,6 persen. Sementara, pemilih yang belum memutuskan pilihannya kini tinggal 13,8 persen.
Survei Polmark Indonesia kali ini digelar pada 6 hingga 12 Januari 2017 dengan melibatkan 1.200 responden yang merupakan warga DKI yang sudah mempunyai hak pilih. Sampel untuk penelitian ini diambil menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error sebesar plus minus 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Teknik pengumpulan data pada survei ini melalui wawancara tatap muka kepada setiap responden oleh pewawancara yang telah dilatih.