REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) yang baru Marsekal Hadi Tjajanto akan berupaya memperbaiki alat utama sistem pertahanan (Alutsista) di sektor penerbangan agar lebih baru. Peremajaan pesawat dengan produk yang lebih baru diharap bisa segera dilakukan pemerintah.
Pengamat Militer Connie Rhakundini Bakrie mengatakan, keinginan peremajaan alutsista itu bisa saja. Namun, Pemerintah harus memiliki anggaran besar dalam membeli produk-produk penerbangan, karena harganya tidak murah.
"Memungkinkan jika anggaran pertahanan kita bisa ditingkatkan. Bukan hanya itu, road map pembangunan pembangunan kekuatan harus lebih jelas, akan seperti apa dan sejauh apa yang sebenarnya diinginkan negara untuk TNI AU," kata Connie, kepada Republika.co.id, Rabu (18/1).
Menurut Connie, selain fokus untuk membeli peralatan penerbangan baru, Pemerintah dan TNI AU diharapkan mampu mendorong percepatan dan pembangunan industri pertahanan dirgantara dan keruangangkasaan.
Terkait dengan hibah pesawat, retrovit, beli bekas dan hal lain yang mendatangkan pesawat tidak langsung dari pabrikan, sebaiknya dihindari. Lebih baik, kata dia, membeli pesawat langsung meski jumlahnya tidak banyak.
"Langkah KSAU sebelumnya bisa diikuti dengan pembelian Alpalhan Alpalsus baru dan menekankan kekuatan pertahanan TNI AU pada pembangunan posture yang menekankan pada kapabilitas, bukan kuantitasnya,"