Sabtu 14 Jan 2017 12:59 WIB

Korban Peringati Bom Thamrin dengan Menabur Bunga

Rep: Muhyiddin/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah petugas membentangkan plastik untuk menutupi Starbuck Coffee yang terkena ledakan bom di jalan Thamrin, Jakarta, Kamis (14/1). (Republika/Darmawan)
Sejumlah petugas membentangkan plastik untuk menutupi Starbuck Coffee yang terkena ledakan bom di jalan Thamrin, Jakarta, Kamis (14/1). (Republika/Darmawan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekelompok massa melakukan aksi damai dalam memperingati satu tahunnya peristiwa teror bom di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (13/1). Mereka memperingatinya dengan menabur bunga di titik terjadinya ledakan bom yakni di pos polisi dan depan gerai Starbucks.

Kelompok massa tersebut berasal dari komunitas korban bom Thamrin, Aliansi Indonesia Damai (AIDA), dan Yayasan Penyintas. "Hari ini kami berkumpul memperingati tragdei setahun lalu," ujar Direktur AIDA Hasibullah Satrawi kepada wartawan di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (14/1).

Berdasarkan pantauan di lokasi, sejumlah massa tersebut tampak berpakaian serba putih dan pita berwarna hijau. Walaupun gerimis, mereka tetap melakukan aski tersebut dengan lancar.

Di atas pedestrian di depan gerai Starbucks, mereka juga tampak membawa spanduk aksi damai, sebuah karangan bunga berwarna putih, standing banner dan tiga keranjang kembang tujuh rupa yang biasa digunakan untuk menabur di makam.

Usai menabur bunga, para korban pun memberikan pernyataan sikap. Mereka mengajak masyarakat untuk mengantisipasi kejadian aksi terorisme dengan sigap, mendukung kepolisian untuk melakukan pencegahan dini terhadap aksi terorisme.

Salah satu korban luka akibat bom tersebut, Dwi Sitirembuni (34) berharap kepada pemerintah agar kedepannya memperhatikan para korban secara berkesinambungan, sehingga dirinya dapat menjalani kehidupannya dengan normal.

"Tentunya kami para korban berharap sangat kepada pemerintah agar tetap diperhatikan tidak hanya pada masa kritis tapi berkesinambungan, diperlakukan sama. Mungkin ada beberapa perlakuan dari masyarakat yang ke kami yang tidak begitu nyaman bagi kami. Nah bagaimana pihak pemerintah membantu para korban kembali ke kehidupan normal," kata Dwi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement