Kamis 12 Jan 2017 12:13 WIB

Doli Kritisi Maraknya Fenomena Asing Terlibat dalam Kebijakan Strategis

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Bilal Ramadhan
Politikus muda Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia.
Foto: pribadi
Politikus muda Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politisi Muda Golkar Ahmad Doli Kurnia menilai, Pemerintah semakin lama kian memperlihatkan jati dirinya sebagai pemerintahan yang tidak memiliki kemampuan dan konsep yang mandiri dalam membangun Indonesia.

Ia mengatakan, hampir semua kebijakan strategis yang diambil selalu terkait dengan pihak asing. Doli menyebutkan, keterkaitan pihak asing itu mulai dari pembangunan infrastruktur jalan, kereta api, dan transportasi laut.

(Baca: Fadli Zon: Bayangkan Ada Nama Pulau Hitler di Indonesia)

Serta konsesi tambang yang mengundang investor asing, dibiarkannya TKA Ilegal asal Cina membanjiri Indonesia, tanah reklamasi di Jakarta Utara yang diiklankan di Kawasan Cina daratan dan Hong Kong, adanya gagasan Jokowi agar BUMN dipimpin oleh 'Bule', hingga yang terakhir kita dengar langsung pernyataan Menko Maritim yang akan memberikan konsesi kepada pihak asing untuk mengelola pulau-pulau Indonesia.

''Semuanya seperti bentuk tidak adanya kepercayaan diri sebagai sebuah bangsa yang besar,'' kata Doli, dalam siaran persnya, Kamis (12/1).

Menurut dia, Pemerintah tidak memiliki visi dan konsep pembangunan Indonesia yang berdaulat, dengan kemampuan menjalankan sistem ekonomi, politik, dan budaya mengandalkan sumber daya sendiri. Ia menga tidak mengerti kemana sebenarnya bangsa ini mau di bawa oleh Presiden Jokowi.

''Sudahlah rakyatnya dibuat susah terus dengan dihujani kenaikan-kenaikan harga, aset bangsanya pun satu per satu mau digadaikan,'' ucapnya.

Bila dibiarkan terus situasi ini, lanjut dia, suatu saat bukan hanya Dirut BUMN saja yang dijabar oleh orang asing, jabatan Menteri atau bahkan Presiden pun akan di-outsourcing juga ke asing. Bahkan, kata dia, lama kelamaan rakyat pun harus pakai izin masuk ke wilayahnya sendiri karena banyak dikuasai asing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement