Selasa 10 Jan 2017 20:57 WIB

Pemuda Muhammadiyah Merasa Terkecoh Pencitraan Ahok

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Ilham
Dahnil Anzar Simanjuntak
Foto: istimewa
Dahnil Anzar Simanjuntak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak mengakui pernah mengundang Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam Diskusi Madrasah Antikorupsi di Menteng Raya 62 pada 12 April 2015. Namun, ia membantah pernah menjadikan Ahok sebagai tokoh medel antikorupsi.

Saat itu, Dahnil hanya menyampaikan kepala daerah perlu mencontoh Ahok terkait dengan keberanian melawan potensi korupsi yang mungkin dilakukan oleh DPRD pada saat itu terkait dengan kasus UPS. Namun, kata Dahnil, pada akhirnya dia dan kawan-kawan madrasah antikorupsi merasa terkecoh dengan model pencitraan Ahok.

"Allhamdullilah saya dan kawan-kawan masyarakat sipil antikorupsi diingatkan oleh banyak pihak terkait ini sehingga kami sama sekali tidak berkenan lagi menghubungkan Ahok dengan komitmen antikorupsi karena kami nilai faktanya justru sebaliknya," ujar Dahnil, Selasa (10/1).

Dahnil mengatakan, bagi Pemuda Muhammadiyah dan Madrasah Antikorupsi, saat ini Ahok sama sekali bukan model kepala daerah yang antikorupsi.

Ahok dalam persidangan hari ini mengklaim pernah dinobatkan sebagai model gubernur antikorupsi oleh Madrasah Antikorupsi dan Pemuda Muhammadiyah beberapa waktu lalu. Dahnil menegaskan, pernyataan Ahok yang membawa-bawa namanya dalam persidangan sama sekali tak ada kaitannya dengan pelaporan penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok, yang diwakili pelaporannya oleh Pedri Kasman yang mewakili Pemuda Muhammadiyah secara resmi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement