Selasa 10 Jan 2017 13:38 WIB

Masa Tanggap Darurat Banjir di Bima Diperpanjang

Banjir menggenangi sejumlah titik di Kelurahan Sadia, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (24/12).
Foto: Republika/M. Nursyamsyi
Banjir menggenangi sejumlah titik di Kelurahan Sadia, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (24/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BIMA -- Masa tanggap darurat banjir bandang di Kota Bima, Nusa Tengara Barat diperpanjang hingga 14 hari. Semula masa tanggap darurat berakhir 5 Januari 2017, namun melalui Surat Keputusan Wali Kota Bima Nomor 3 Tahun 2017 diperpanjang hingga 19 Januari 2017. 

"Dengan diperpanjangnya masa tanggap darurat ini, maka kami akan fokus pada kegiatan pemulihan," kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat di Bima, Selasa (10/1).

"Ada lima poin kegiatan utama selama perpanjangan masa tanggap darurat ini," ujarnya saat mendampingi Mensos Khofifah Indar Parawansa memantau pencairan jaminan hidup untuk korban bencana banjir bandang di Bima.

Harry menyebutkan fokus pertama penanganan pascabencana yang terjadi pada 21 dan 23 Desember 2016 itu adalah optimalisasi dapur umum dengan memusatkan pelayanan hanya di Pemkot Bima. "Selama penanganan korban banjir Bima, tim Kemensos mengelola 15 dapur umum. Hingga 9 Januari 2017, keseluruhan dapur umum tersebut telah memproduksi sebanyak 40.231 nasi bungkus yang didistribusikan ke seluruh tempat pengungsian," ujarnya. 

Kedua, kata Harry, memastikan korban yang rumahnya rusak berat atau hanyut memperoleh jaminan hidup, peralatan rumah tangga, dan pembangunan rumah. Total jaminan hidup yang telah diberikan Kemensos yakni senilai Rp 1,32 miliar dengan perincian Rp 1,2 miliar kepada 1.335 jiwa di Kota Bima dan Rp 120,6 juta kepada 134 jiwa di Kabupaten Bima. Masing-masing jiwa memperoleh Rp 900 ribu untuk tiga bulan. 

"Sedangkan untuk santunan korban telah disalurkan senilai Rp 85 juta. Rinciannya santunan empat korban meninggal, masing-masing Rp 15 juta dan santunan 10 korban luka berat, masing-masing Rp 2,5 juta," katanya. 

Ketiga, Kemensos melakukan peninjauan berkala bagi masyarakat yang masing tinggal di pengungsian. Kemudan keempat, optimalisasi gerakan kerelawanan sosial untuk kebersihan lingkungan rumah, sarana pendidikan,sarana kesehatan, dan fasilitas sosial. 

"Terakhir, kami melakukan rotasi anggota Tagana (Taruna Siaga Bencana) yang berasal dari kabupaten terdekat dengan Kota Bima," ujarnya.

Ia menambahkan dukungan psikososial oleh Kemensos terus diberikan kepada para korban banjir dengan sasaran utama anak-anak, lansia, dan wanita dewasa. "Dukungan psikososial ini agar mereka tidak mengalami trauma berkepanjangan pascabencana dan dapat melanjutkan hidup dengan penuh semangat," jelas Harry. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement