REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Status tanggap darurat Gunung Semeru kembali diperpanjang sampai akhir tahun. Penetapan ini dilakukan karena Semeru masih menunjukkan aktivitas yang berbahaya untuk masyarakat sekitar.
Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Nia Haerani menyatakan, Semeru masih mengeluarkan guguran awan panas, Senin (14/12). Namun jarak luncurnya berkisar 3,5 kilometer (km) ke arah Besuk Kobokan.
"Nah, yang paling besar pernah 11 km, sampai saat ini masih terjadi, tapi jarak luncurnya menurun," kata Nia kepada //Republika//, Senin (14/12).
Berdasarkan data PVMBG, Semeru tercatat mengalami dua kali gempa guguran dengan amplitudo dua milimeter (mm). Gempa tersebut berlangsung 50 sampai 60 detik, Senin (14/12). Gempa harmonik juga terjadi satu kali dengan amplitudo 2 mm dan lama gempa 335 detik.
Selain itu, PVMBG juga mencatat satu kali gempa vulkanik dalam di Gunung Semeru. Amplitudo gempa tersebut sekitar 22 mm dengan durasi 15 detik. "Artinya, hingga saat ini masih ada potensi ancaman bahaya, baik awan panas guguran maupun lainnya. Jadi tetap kirim tim tanggap darurat sampai akhir tahun," jelasnya.
Saat ini status Gunung Semeru masih berada di level dua atau waspada. Untuk itu, masyarakat diimbau tidak beraktivitas dalam radius satu km dari kawah Gunung Semeru. Lalu tidak mendekati jarak empat km arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara.
Masyarakat diharapkan mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncas Semeru. Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi. Terlebih jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.
PVMBG juga meminta masyarakat menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas. Hal tersebut karena saat ini suhu material tersebut masih tinggi. Kemudian diwaspadai juga potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan.
"Dan mewaspadai ancaman lahar di alur sungai/lembah yg berhulu di Gunung Semeru (mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk)," kata dia menambahkan.