REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Wali kota Makassar Moh. Ramdhan 'Danny' Pomanto selalu memiliki cara khas dalam melantik pejabat struktural lingkup Pemerintah Kota Makassar. Kali ini, pelantikan dilakukan di atas kapal pinisi, kapal layar penjelajah dunia milik suku Bugis-Makassar yang berlabuh di bibir anjungan City of Makassar, Pantai Losari, Kamis (29/12).
Beberapa pelantikan sebelumnya juga menjadi perbincangan hangat karena dilaksanakan di tempat-tempat tak biasa. Jika lazimnya pelantikan dilakukan di dalam gedung ber AC, justru saat itu Danny melakukannya di pelabuhan rakyat Paotere, Lembaga Pemasyarakatan, Tenpat Pembuangan Akhir (TPA), dan sebelum hari ini juga pernah dilakukan di kuburan (Taman Makam Pahlawan-TMP).
Meski tergolong tidak lazim, namun di balik setiap pelantikan yang dilakukan selalu tersirat makna filosofi tersendiri. Danny mengatakan melalui momen kali ini dimaksudkan sebagai upaya menumbuhkan semangat kemaritiman di kalangan pejabatnya.
Selain itu, pinisi adalah ikon lambang kota Makassar sekaligus membuktikan kepada dunia kultur masyarakat Makassar yang sangat kuat dan menjadi modal menghadapi masa depan.
"Kita coba tumbuhkan semangat kemakassaran melalui simbol pinisi, passapu merah yang diikatkan di kepala melambangkan orang-orang strong leadership. Dengan demikian, jangankan dua kali tambah baik, lebih dari itu insya Allah akan kita capai," ucap Danny.
Sebanyak 41 SKPD esolon II dan 15 Camat (termasuk penambahan kecamatan baru, Kecamatan Sangkarrang) di lantik di atas Kapal Pinisi. Kepala-kepala SKPD berdiri di bagian tengah, sementara 15 Camat di atas gladak. Danny sendiri berdiri di bagian anjungan kapal dan membacakan pelantikan dua tahapan yakni pertama pada esolon II, dan selanjutnya sumpah pelantikan untuk camat.
Ada pun esolon III sebanyak 192 orang dan esolon IV sebanyak 1.200 orang, serta 154 orang lurah dilantik di pelataran pantai menghadap ke barat tempat kapal pinisi bersandar. Ada 11 Pelaksana tugas (Plt) termasuk SKPD baru menjadi pejabat definitip yang akan mendampingi Danny ke depan.
"Kebetulan 11 Plt ini mengikuti lelang jabatan dan masuk tiga besar sehingga saya tidak memilih lagi (yang baru). Mereka langsung kita definitipkan," pungkas Danny.
Danny juga menjelaskan dari pejabat esolon II terdapat 3 orang yang belum mendapatkan jabatan (Non Job). Selebihnya cukup banyak terdapat pada esolon IV. Pejabat Non Job tersebut berdasarkan kriteria penilaian masing-masing dari rapor publik, rapor wali kota, penilaian soal keuangan dari Badan Keuangan, Penilaian Kinerja oleh Inspektorat, penilaian kinerja dari Kemenpan RB, dan Badan Kepegawaian Daerah (BKD).
Kepala SKPD yang akhirnya Non Job yakni BLHD, Disperindag, dan BPBD. Beberapa yang menurut Danny memiliki penilaian rendah secara kinerja yakni Dinas Perizinan, PTSP dan Rumah Sakit Umum Daya.
"Kita masih membimbing mereka, kita akan masukkan kembali karena tahun ini banyak yang pensiun. Selama mereka mau memperbaiki performa. Kalau tidak, saya rasa cukup berat," jelas Danny.