REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Sebanyak 22 kepala keluarga (KK) yang menempati 19 rumah di Dusun Cimeong, Desa Cilayung, Kecamatan Ciwaru, Kabupaten Kuningan, terpaksa diungsikan. Hal itu menyusul semakin aktifnya pergerakan tanah yang melanda dusun mereka.
‘’Mereka diungsikan ke tempat yang lebih aman,’’ ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin, Kamis (29/12).
Agus menjelaskan, saat ini banyak rumah milik warga yang temboknya sudah retak-retak. Kondisi itu bisa menimbulkan kerawanan ambruknya bangunan rumah sehingga membahayakan keselamatan jiwa para penghuninya. ‘’Pergerakan tanah juga bisa berakibat pada timbulnya longsor,’’ terang Agus.
Menurut Agus, para warga di Dusun Cimeong tersebut diungsikan ke rumah keluarga atau kerabat mereka yang aman dari pergerakan tanah. Saat akan diungsikan, warga tidak ada yang keberatan karena mereka pun merasa khawatir dengan keselamatan jiwa mereka jika terus bertahan tinggal di rumah yang sudah retak-retak.
Ketika ditanyakan soal relokasi warga, Agus menyatakan hal itu masih belum dapat dipastikan. Pasalnya, harus dikaji terlebih dulu oleh Badan Geologi mengenai kondisi tanah di dusun tersebut.
Sementara itu, Kepala Seksi Kedaruratan dan Logsitik BPBD Kabupaten Kuningan, Ayip Sutrisno, menambahkan, upaya untuk mencegah meluasnya retakan tanah di Dusun Cimeong yang sudah merusak 19 rumah yang dihuni 22 KK tersebut sulit dilakukan. Pasalnya, ketinggian tebing tanah di dusun tersebut sangat curam.
‘’Keluarga yang tinggal di 19 rumah itu memang harus segera diungsikan untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan,’’ kata Ayip.
Ayip mengungkapkan, saat ini hampir setiap hari wilayah Kabupaten Kuningan diguyur hujan yang cukup deras. Karenanya, dia mengimbau agar warga meningkatkan kewaspadaan mereka.
Di Kabupaten Kuningan, terdapat 258 desa yang tersebar di 32 kecamatan dinyatakan sebagai daerah rawan longsor dan pergerakan tanah. Dari jumlah tersebut, sebanyak 35 desa di delapan kecamatan bahkan dipetakan sebagai daerah yang paling berpotensi terkena kedua bencana tersebut.