Selasa 27 Dec 2016 21:10 WIB

Masyarakat Jadi Kunci Pengembangan Kawasan Geopark

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Yudha Manggala P Putra
Geopark Gunung Sewu
Foto: Youtube
Geopark Gunung Sewu

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pencitraan dan penceritaan diharapkan menjadi daya tarik untuk mengembangkan geopark Gunung Sewu yang berada di tiga wilayah (Gunung Kidul, Wonogiri dan Pacitan).  Kekuatan masyarakat untuk membangun bersama menjadi kunci dalam pengembangan kawasan Geopark tersebut, karena daerah konservasi dan kawasan desa.

‘’Kalau ada investor hanya pelengkap saja,’’ Ketua Program Magister dan Doktor Pariwisata Pascasarjana UGM Pakar Pariwisata Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof M. Baiquni pada acara Diskusi tentang Geopark Gunung Sewu Menuju Destinasi  Pariwisata Prioritas Nasional, di Ruang Lobby Gedung DPRD DIY, Selasa (27/12).

Kalaupun ada investor, kata Baiquni menambahkan, sebelum mengundang investor asing, seharusnya investor yang sejak dulu mempunyai kedekatan hubungan nenek moyang di Gunung Kidul.

Misalnya orang yang tinggal di Jakarta atau luar negeri lalu pulang untuk memperbaiki dan menginvestasi bersama keluarga.

Menurut dia, pendekatan pariwisata berbasis masyarakat di kawasan geopark penting. Banyak keragaman daya tarik geopark menjadi modal masyarakat seperti edukasi, ilmu pengetahuan tentang geologi, kars dan palaebotani yang bisa dijadikan ilmu pengetahuan bersama dan proses kreatif seperti budaya, seni dan makanan.

Lebih lanjut dia mengungkapkan pariwisata pencitraan dan penceritaan seperti bagaimana batu terbentuk, proses dan kemanfaatan kars, breksi, batuan dari Gunung Api Purba, bisa mempunyai makna luar biasa. Daerah pegunungan yang ditambang habis, tidak dilestarikan seperti di Cilacap, Tuban, Rembang akan habis. Tetapi kalau dijadikan daerah konservasi dan pariwisata maka akan memiliki nilai tambah.

Geopark Gunung Sewu, kata Baiquni,  salah satu bagian dari lahan di Jawa yang diharapkan sebagai tempat yang unik. ‘’Karena itu jangan digeber pembangunan yang terlalu agresif, tetapi justru pelan-pelan tapi pasti. Geopark ini  menjadi destinasi yang pertama berkualitas yang bersinergi dengan pemerintah guyub, rukun, gotong royong. Ada tiga hal penting dari geopark yakni edukasi,  pelestarian dan kemakmuran masyarakat,’’ujarnya.

Sementara itu General Manager Goepark Gunung Sewu Budi Martono bukan berarti Gunung Sewu tidak boleh ditambang. Tetapi untuk daerah yang ditambang harus ada peta mana yang boleh dan tidak boleh. Dia mengakui geopark yang berada di tiga wilayah masih ada ketimpangan.

Pengembangan geopark di Gunung Kidul lebih maju daripada di Pacitan dan Wonogiri. Namun sekarang kesenjangan tersebut sudah berkurang. Meskipun masih tetap maju pengembangan  di Gunung Kidul dan hal ini bisa dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan maupun pengelolaannya.

Karena itu pengembangan kawasan Geopark di Gunung Sewu harus satu kesatuan karena satu kultur. Rencananya besok  (red. Rabu, 28/12) kami akan mempresentasikan pengembangan kawasan geopark di tiga kawasan dengan mengundang bupati dari tiga kabupaten.

Di samping itu Pak Baiquni juga akan mengundang DPRD dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, karena mereka yang mempunyai hak budgeting. Karena kalaupun dari Pemda di tiga provinsi sudah punya kesadaran untuk mengembangkan kawasan geopark di wilayah, tetapi kalau tidak ada komitmen dari DPRD-nya, tidak  ada anggaran untuk pengembangan kawasan geopark,’’ungkap dia.

Menurut Budi, perlu kebersamaan, pengertian dan pemahaman yang sama serta ada komunikasi yang baik agar rakyat bisa merasakan perubahan. Yang penting akselerasi kebangkitan transformasi masyarakat dari agraris menjadi nilai tambah di bidang pariwisata,’’ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement