REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas mendukung pembangunan dan pengembangan Geopark Gunung Sewu di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam rangka percepatan pencapaian kunjungan wisatawan mancanegara masuk ke Indonesia, khususnya di wilayah tersebut.
Sekretaris Bappenas RI Himawan Hariyoga Djojokusumo mengatakan, pengembangan geopark sebagai destinasi wisata di Indonesia tergolong rendah dibandingkan negara lain. Contohnya di Malaysia hanya mempunyai satu situs geopark tapi dikunjungi 4 juta wisatawan mancanegara, sedangkan Indonesia ada lima situs tapi angka kunjungannya di bawah 5 juta.
"Kami berharap pengembangan Geopark Sewu bisa lebih ditingkatkan. Salah satunya dengan cara menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintahan, BUMN, hingga swasta. Apalagi, Geopark Sewu sudah masuk prioritas nasional, jadi ada target pembangunan yang harus dicapai," kata Himawan.
Ia mengatakan lima situs geopark ini adalah yang tercatat dalam UNESCO Global Geopark, salah satunya adalah Geopark Sewu. Secara keseluruhan, Himawan menyebut Indonesia memiliki 19 situs Geopark yang sudah diakui secara nasional.
"Kami berharap Gunung Sewu sebagai UNESCO Global Geopark mampu mendongkrak sektor pariwisata dan menjadi daya ungkit pertumbuhan ekonomi di Gunung Kidul," harapnya.
Deputi Bidang Kemaritiman dan SDA Bappenas Arifin Rudiyanto mengatakan penetapan Geopark Sewu sebagai UNESCO Global Geopark rupanya sangat berdampak pada Pendapatan Asli Daerah (PAD). Status Global Geopark tersebut diperoleh sejak 2015.
Sejak itu, PAD di tiga kabupaten (Gunung Kidul, Wonogiri, Pacitan) yang menaungi Geopark Gunung Sewu mengalami peningkatan pesat dalam rentang waktu empat tahun.
"Pada 2015, PAD di tiga kabupaten tersebut mencapai Rp 31 miliar dari Geopark Sewu. 2019 PAD naik jadi Rp43 miliar, hampir 40 persen," kata Arifin.
Ia menunjukkan, pemberian status tersebut berdampak langsung pada pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat. Ia pun berharap penerapan ini bisa direplikasi daerah lain yang memiliki keunggulan serupa.
Sisi lain, Arifin berharap status Global Geopark Sewu dipertahankan. Sebagai informasi, status Global Geopark tersebut diperbarui setiap 4 tahun sekali oleh UNESCO. "Untuk mendapatkan predikat tersebut bukan hal yang mudah, termasuk upaya mempertahankannya," katanya.
Sementara itu, General Manager Geosite Ngingrong Budi Martono mengungkapkan UNESCO telah melakukan tahap validasi ulang pada Geopark Sewu. Proses validasi dilakukan pada Juli 2019 silam. Validasi diperlukan untuk memastikan kondisi alam Geopark Sewu masih aman dan tidak mengalami kerusakan.
"Kalau tidak, UNESCO akan memberikan kartu merah dan status Global Geopark bisa dicabut. Namun, sampai saat ini hasil validasi itu kita dapat Green Card (kartu hijau), jadi masih berhak menyandang predikat tersebut," kata Budi.