REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Habib Novel protes dengan sikap hakim. Ia menilai Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok masih diistimewakan di ruang sidang. Menurut Novel ketika Ahok mengakat dua jarinya ke arah relawan dan kamera sebagai bagian dari kampanye.
"Jadi kita melihat itu sebagai kampanye. Dengan alasan begitu enggak bisa karena itu kan ditujukan kepada umum. Enggak bisa," katanya sehabis mengikuti persidangan Ahok di eks Gedung Pengadilan Jakarta Pusat, Selasa (27/12).
Ia juga tidak terima ketika hakim menegurnya karena bertakbir. Seharusnya, menurut Novel, Ahok juga ikut ditegur karena sudah melakukan kampanye.Menurutnya Ahok bisa saja memberikan tanda yang lebih netral seperti tangan terkepal.
"Harusnya hakim tegur juga itu begini (sambil 2 jari) . Victory menurut paham dia. Menurut paham kita kampanye. Kalau mau ngunjukin tangan itu yang netral. Bisa tangan terkepal bagaimana. Kalau begini berkepihakan. Saya juga menyatakan keberpihakan saya dengan Allahu Akbar," katanya.