REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur, Siti Qomariyah, menyesal menjadi anggota dewan jika tidak bisa menyuarakan kesalahan daerah yang memasukkan tenaga kerja asing, terutama asal Cina.
"Jumlah warga Kaltim yang masih menganggur saat ini cukup banyak yang mencapai 136.653 orang, mengapa kita justru mendatangkan tenaga kerja dari Cina?. Kalau mau rekrut tenaga asing, Kaltim harus pastikan dulu bahwa tidak ada lagi warga kita yang menganggur," ujarnya di Samarinda, Jumat.
Hal itu dikatakan Qomariyah seiring tertangkapnya 12 warga negara asing (WNA) berkewarganegaraan Cina di lokasi proyek pembangunan PLTU Handil, Kecamatan Muara Jawa, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Berdasarkan pendataan Kantor Imigrasi Kelas I Samarinda, jumlah tenaga kerja asing berkewarganegaraan Cina di kawasan proyek pembangunan PLTU itu sebanyak 65 orang.
Dari jumlah itu, sebanyak 37 orang bekerja di PT Sepco III dan 28 orang di PT Indo Fudong Konstruksi.
Sementara ke-12 WNA yang diamankan itu, terindikasi masuk secara ilegal dengan menggunakan izin tinggal kunjungan, namun masalah ini masih didalami.
"Ada kemungkinan masih banyak lagi WNA asal Cina yang tersebar di Kaltim maupun daerah lain di Indonesia," ujarnya.
Ia mengatakan, apabila ada yang beranggapan boleh memasukkan WNA asal Cina untuk bekerja di Kaltim dengan alasan Indonesia menganut perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), hal itu juga salah. Ini karena Cina tidak termasuk anggota ASEAN.
"Ingat! ASEAN didirikan oleh lima negara, yaitu Indonesia, Filipina, Malaysia, Singapura, dan Thailand pada 8 Agustus 1967 di Bangkok. Kemudian ada lima negara lain yang bergabung, yakni Brunei Darussalam, Vietnam, Myanmar, Laos, Kamboja. Tidak ada Cina di anggota ASEAN, jadi kalau ada tenaga kerja asal China, usir!," katanya menegaskan.
Apalagi tenaga kerja asal Cina yang bekerja di PLTU tersebut hanya sebagai operator, padahal di Kaltim banyak yang menganggur setelah dilakukan PHK oleh beberapa perusahaan pertambangan. "Ini harus menjadi perhatian serius," tambahnya.
Baca juga, Warga Cina Tanam Benih Cabai Mengandung Bakteri Berbahaya di Bogor.