REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mengundang dua ribuan pelajar tingkat SMP dan SMA sederajat untuk berbicara mengenai isu tumbuh kembang anak.
Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian PPPA, Leny Nurhayanti Rosalin menjelaskan, acara Kita Generasi Z Indonesia (GenZI) merupakan acara yang digelar untuk memperkuat peran anam sebagai pelopor dan pelapor (2P). Pertemuan GenZI dihadiri dua ribuan peserta yang berasal dari 14 kabupaten/kota se-Jabodetabek.
"Acara Generazi Z Indonesia ini, kita ingin anak di seluruh Indonesia bicara soal permasalahan yang dihadapi. Serta memberikan masukan terhadap empat isu utama, dari, oleh dan untuk anak," kata Leny dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (20/12). Ia menjelaskan, selain untuk membekali anak Indonesia dengan ilmu pengetahuan secara tepat, GenZI juga mendorong anak-anak menjadi agen perubahan.
"Setidaknya untuk temannya sendiri, kita mengajari bagaimana mereka bersikap," ujar dia. Ia merinci, empat isu utama yang anak menjadi diskusi, yakni, pertama pembatasan konsumsi gula, garam dan lemak (GGL). Kedua, bahaya rokok. Ketiga, hentikan perkawinan anak. Terakhir atau Keempat bicara soal pemahaman tertib lalu lintas.
Leny berujar, pemerintah terus berupaya meningkatkan angka indeks pembangunan manusia. Sehingga, pemerintah sengaja menyasar anak-anak atau generasi Z yang menjadi bonus demografi Indonesia.
"Generasi Z ini yang mau kita berikan pemahaman, jadi pelopor agen perubahan. Dan pelapor, saat mereka bisa memahami ini," tutur Leny.