Selasa 20 Dec 2016 17:26 WIB

Pemkot Bandung Bentuk Satgas Toleransi

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andi Nur Aminah
Walikota Bandung Ridwan Kamil memberikan pemaparan saat menjadi pembicara dalam seminar yang diadakan di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, (15/11).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Walikota Bandung Ridwan Kamil memberikan pemaparan saat menjadi pembicara dalam seminar yang diadakan di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, (15/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemkot Bandung, bersama Polrestabes Bandung, Kementerian Agama Kota Bandung dan berbagai tokoh agama sepakat membentuk Satgas Toleransi Lintas Agama. Menurut Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, Satgas Toleransi dibentuk, agar masyarakat Kota Bandung yang akan dan sedang melakukan peribadatan tidak perlu takut akan ada pihak-pihak yang mencoba menghalangi.

"Satgas Toleransi ini, nanti hadir di setiap acara keagamaan untuk membantu menjaga keamanan," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil kepada wartawan saat menghadiri seminar kerukunan umat beragama yang digelar di kantor Kementerian Agama Kota Bandung, Selasa (20/12).

Hadir dalam acara itu, Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Bandung AKB Hendro Pandowo, Kepala Kanwil Kemenag Kota Bandung, serta perwakilan dari setiap agama. Menurut Emil, pemerintah pun memastikan perlindungan terhadap kegiatan keagamaan karena hal ini dijamin undang-undang.

Pelaksanaan ibadah, merupakan hak setiap warga negara sehingga negara pasti akan hadir untuk melindunginya. Jadi, aparat keamanan serta seluruh unsur lainnya akan memberikan jaminan penuh selama kegiatan tersebut berjalan sesuai aturan. "Tak boleh tinggal diam jika masih ada warga negara yang hidup ketakutan," kata Emil.

Emil pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk lebih menguatkan toleransi antarumat beragama. Karena, Indonesia terlahir atas dasar keberagaman akan suku, budaya, bahasan, dan agama.

"Indonesia negeri beragam. Lahir lebih 700 bahasa, banyak suku bangsa. Kita harus ingat. Jika tidak bisa bersaudara dalam keimanan, bersaudaralah dalam kemanusiaan," katanya.

Emil pun berharap, agar semua pihak lebih mengedepankan proses dialog dalam menyikapi keberagaman agama. Karena, semua hidup dengan merah putih yang sama, meminum air tanah yang sama, menghirup udara yang sama. "Harus penuh kesantunan, tempuh ruang-ruang dialog," katanya.

Satgas Toleransi Lintas Agama Kota Bandung ini, dia mengatakan, nantinya akan lebih menjamin peribadatan setiap warga. Jadi, kalau ada warga Bandung punya kegalauan, kerisauan, kecemasan keberagamaan oleh sesuatu, silakan nanti dikontak Satgas Toleransi ini.

"Ini sebagai ekstra perlindungan terhadap keyakinan beribadah di Kota Bandung," katanya seraya berharap hadirnya satgas toleransi ini bisa membuat warga tenang untuk beribadah.

Menurut Kepala Kanwil Kemenag Kota Bandung Yusuf Umar, Satgas ini terdiri dari unsur seluruh agama yang ada. Selain unsur kepemudaan, di dalamnya terdapat juga organisasi keagamaan dari Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu. "Insya Allah nanti akan ada pembinaan dari Kapolres," katanya.

Menurut Yusuf, Satgas ini lebih bertujuan untuk membantu pengamanan saat kegiatan ibadah. Sehingga, berbeda dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang merupakan ajang komunikasi bagi umat beragama. "Satgas membantu pemerintah dan kepolisian dalam hal pengamanan, keamanan pelaksanaan ibadah setiap agama. Akan diterjunkan untuk mengamankan kegiatan peribadatan," katanya.

Sementara menurut Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Hendro Pandowo, pihaknya melarang ormas melakukan sweeping terkait apa pun. Termasuk, sweeping atribut perayaan Natal. "Jika memang menemukan sesuatu yang melanggar, ormas harus memberitahukan tersebut ke kepolisian," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement